Lima desa di Indonesia meraih Apresiasi Desa Budaya 2024 dari Kementerian Kebudayaan RI. Fadli Zon menyebut apresiasi desa bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi dan peluang ekonomi masyarakat.
"Apresiasi Desa Budaya ini akan menghidupkan kembali tradisi serta mengembangkan seni dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi kesejahteraan masyarakatnya," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Kabupaten Belitung Timur.
Sebelumnya diketahui, Fadli datang ke Pulau Belitung pada Selasa (17/12/2024) untuk menyerahkan sertifikat Apresiasi Desa Budaya kepada 5 desa terpilih di Indonesia tahun ini. Babel tahun ini menjadi tuan rumah tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desa tersebut terpilih setelah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi budaya untuk pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
Fadli Zon menilai menjaga kebudayaan daerah atau lokal ini bukan perkara yang mudah, mengingat saat ini berada di era digital. Masuknya budaya-budaya dari luar dinilai bisa menggerus tradisi dan kearifan lokal.
"Kegiatan ini adalah contoh nyata ketangguhan budaya, sekali lagi ketangguhan budaya. Mereka membuktikan bahwa kebudayaan dapat beradaptasi dengan bilangan akar sejarah dan nilai-nilai luhur dengan kreativitas dan kerja keras," jelas Fadli.
Menurut Fadli Zon, Indonesia adalah salah satu pemilik kebudayaan tertua di dunia. Hal itu berdasarkan temuan sejumlah artefak di Indonesia.
"Kekayaan budaya kita ini panjang. Peradaban yang tua, kalau tidak tertua, salah satu tertua di dunia. Dari temuan artefak di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi di Jawa dan di berbagai kepulauan kita, itu menujukan bahwa kita yang tertua. Kita harus bangun dari situ," katanya.
"Termasuk dalam penulisan di dalam prasejarah kita, termasuk di era modern. Tentu akan berkonsultasi dengan ahli-ahli sejarah, ahli cagar budaya dan ahli prasejarah," timpalnya.
Diketahui, kegiatan Apresiasi Desa Budaya 2024 yang dilaksanakan di lapangan Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur (Beltim) itu menampilkan seni budaya khas daerah setempat. Seperti tarian tradisional, musik daerah hingga pemeran produk lokal berbasis ekonomi kreatif.
"Saya kira sangat penting membangun kesadaran kembali. Karena kalau kita tidak mengerti sejarah, tidak mengerti masa lalu kita tidak akan mengerti hari ini. Kalau kita tidak mengerti hari ini bagaimana mungkin kita merancang masa depan. Dan mudah sekali kita di hantam sama budaya asing. Akhirnya banyak orang kerasukan budaya asing, bukan budaya sendiri," tambahnya.
Berikut lima desa penerima penghargaan Apresiasi Desa Budaya 2024 dan alasannya usai dipilih oleh dewan juri dari kementerian:
- Desa Air Hitam Laut (Tanjung Jabung Timur, Jambi). Desa ini diakui atas komitmennya melestarikan tradisi Mujuk Selang, sebuah praktik budaya yang mengedepankan nilai gotong-royong masyarakat pesisir dalam menjaga keseimbangan ekologi dan sumber daya alam laut. Tradisi ini diperkuat melalui regulasi desa dan didukung dengan pelibatan aktif generasi muda serta perempuan dalam upaya pelestarian lingkungan.
- Desa Dasun (Rembang, Jawa Tengah). Desa Dasun mencuri perhatian berkat inovasi seni rupa berbasis garam yang memadukan tradisi budaya bahari dengan seni kontemporer. Desa ini juga berhasil mengoptimalkan kolaborasi antara seniman lokal dan masyarakat, menjadikan seni sebagai media penggerak ekonomi kreatif sekaligus identitas budaya bahari.
- Desa Krikilan (Sragen, Jawa Tengah). Keunggulan Desa Krikilan terletak pada pengelolaan destinasi wisata budaya berbasis kearifan lokal. Desa ini memanfaatkan Situs Sangiran, warisan dunia UNESCO untuk mengembangkan narasi budaya yang mengintegrasikan edukasi sejarah, seni pertunjukan tradisional, dan ekonomi kreatif. Komitmen inklusif ditunjukkan dengan keterlibatan perempuan dan kelompok rentan dalam pengembangan destinasi tersebut.
- Desa Kebondalem Kidul (Klaten, Jawa Tengah). Desa ini menginspirasi dengan model desa wisata budaya yang berfokus pada pelestarian seni tradisional seperti wayang kulit dan karawitan. Komitmen dalam mengintegrasikan kebijakan budaya ke dalam regulasi desa, serta dukungan penuh dari masyarakat dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya, menjadi alasan utama desa ini meraih penghargaan.
- Desa Rambutan Masam (Batanghari, Jambi). Desa Rambutan Masam berhasil menghidupkan kembali tradisi Mujuk Selang sebagai upaya revitalisasi budaya lokal yang telah lama terpinggirkan. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai pengikat sosial masyarakat tetapi juga menjadi medium edukasi bagi generasi muda dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
(des/des)