Fasilitas pos pengumpulan timah milik PT Timah Tbk di Kabupaten Bangka Selatan (Basel), diduga dirusak massa. Tindakan anarkis tersebut buntut dari kekecewaan massa karena gagal menemui Satgas Timah Halilintar.
Informasi yang dihimpun detikSumbagsel, Selasa (30/9/2025), insiden itu terjadi pada Senin (29/9), di Desa Bencah, Kecamatan Airgegas. Ratusan massa yang merupakan penambang timah itu memecahkan kaca jendela dan peralatan lainnya.
"Benar, kejadiannya kemarin, Senin sekitar pukul 09.00 WIB di Pos Timah di Jalan Tepus Desa Bencah," kata Kapolsek Airgegas Iptu William F Situmorang saat dikonfirmasi, Selasa malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
William menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika massa mendatangi pos untuk mencari Tim Satgas Halilintar yang diinisiasi oleh PT Timah Tbk. Namun saat tiba, satgas sedang tidak ada di TKP hingga berujung perusakan pos.
Sebagai informasi, massa datang untuk meminta Satgas Halilintar cabut dari Desanya. Mereka menilai keberadaan Satgas hanya menimbulkan kecemasan bagi para penambang. Bahkan, massa menyebut kolektor timahnya tutup hingga berdampak timah mereka susah dijual.
"Mengetahui bahwa Tim Satgas Halilintar tidak berada di tempat, aksi massa langsung merusak fasilitas yang ada di Pos PT Timah dengan memecahkan kaca jendela dan peralatan lainnya," terang Kapolsek.
Tim gabungan Polres Bangka Selatan langsung mendatangi lokasi kejadian. Polisi kemudian membubarkan massa tersebut.
"Personel Polsek Airgegas dan opsnal Polres Bangka Selatan datang ke lokasi, membubarkan masa sesaat kemudian Tim Satgas Halilintar tiba di Pos Pam PT Timah," tambahnya.
Sementara, Ketua Umum Ikatan Karyawan Timah (IKT) Riki Febriansyah mengecam insiden perusakan pos timah tersebut. Pihaknya meminta pihak kepolisian memproses pelaku perusakan.
"Ikatan karyawan timah mengecam tindakan anarkis dalam bentuk apapun dan meminta kepada aparat yang berwenang untuk memproses lebih lanjut pelaku kekerasan," tegas Riki dalam keterangannya kepada detikSumbagsel.
Menurut Riki, tindakan anarkis itu bukan hanya merusak fasilitas pos, namun mengakibatkan 2 orang satpam PT Timah Tbk mengalami luka luka.
"Dua orang satpam PT Timah Tbk yang menjadi korban kekerasan tersebut juga orang asli Bangka Belitung, sama seperti kita semua mencari nafkah untuk keluarga dan mereka hanya menjalankan tugas. Jadi jangan semena-mena kita menggunakan kekerasan," sesal Riki.
(dai/dai)