Kasus keracunan menu makan bergizi gratis (MBG) di SDN 178 Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) berbuntut panjang. Kini, polisi terus menyelidiki kasus tersebut dan telah memeriksa 7 saksi.
"Kami telah melakukan penyelidikan dalam kasus anak-anak SDN 178 Kalidoni (Palembang) yang sakit perut. Ada 7 orang saksi yang telah kami periksa," ungkap Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono, Jumat (26/9/2025) sore.
Dia menjelaskan, pihaknya mengamankan sampel MBG yang diduga menjadi penyebab peristiwa itu terjadi. Barang bukti tersebut telah diserahkan ke Dinas Kesehatan dan laboratorium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Barang bukti yang kami amankan adalah sisa makanan yang telah disantap (korban). Unit Identifikasi juga mengumpulkan sampel makanan dan telah diserahkan ke Satreskrim, Dinas Kesehatan Kota Palembang, dan laboratorium," jelasnya.
"Hari ini kami tunggu informasi hasilnya. Apakah memang akibat makanan yang disantap atau faktor lain. Secara intensif, kami ikuti perkembangannya," sambung dia.
Harryo menyebut, pihaknya telah memeriksa 7 orang saksi. Diantaranya adalah pihak sekolah dan katering yang bersangkutan.
"Dari pihak sekolah yang menerima dan pihak katering. Kami juga akan memeriksa Ketua SPPG yang bersangkutan untuk menanyakan managerial bahan baku sampai dikelola menjadi makanan tersebut," tuturnya.
Mengenai pasal yang akan dikenakan, dia mengatakan pihaknya akan menunggu pemeriksaan. Menurut Harryo, akan dilihat dulu apakah ada niat dengan memanfaatkan kesempatan sebagai pengelola, mengetahui kesalahan namun membiarkan, atau di luar kendali.
"Yang pasti, kami melihat mens rea-nya dulu. Apakah ada niat karena kesempatan selalu terbuka, diketahui namun ada yang membiarkan, atau memang tidak tahu. Mungkin bahannya tidak sehat dari pasar, bukan niat dari SPPG," ujarnya.
Dia menambahkan, ada 13 siswa yang dilarikan ke rumah sakit akibat kasus tersebut. Kini, tinggal 1 yang masih dalam perawatan intensif.
"Kemarin 4 orang pulang dan 9 siswa dirawat inap. Tadi pagi 8 diantaranya sudah pulang juga. Tinggal 1 siswi yang kebetulan juga ada sakit maag, sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intensif," tutupnya.
(dai/dai)











































