Kasus dugaan korupsi tambang di Bengkulu terus diusut. Baru-baru ini, Kejaksaan Tinggi Bengkulu telah menetapkan delapan tersangka kasus dugaan korupsi tersebut.
Dilansir detikNews, para tersangka diduga melakukan manipulasi data uji mutu batu bara untuk menghindari pembayaran royalti tambang. Adapun delapan tersangka tersebut, yakni:
- Komisaris Tunas Bara Jaya Bebby Hussy
- General Manager PT Inti Bara Perdana Saskya Hussy
- Direktur Utama Tunas Bara Jaya Julius Soh
- Marketing PT Inti Bara Perdana Agusman
- Direktur Tunas Bara Jaya Sutarman
- Direktur PT Samban Mining Edhie Santosa
- Kepala Cabang PT Sucofindo Bengkulu Iman Sumantri
- Komisaris PT Samban Mining David Alexander Yuwono.
"Ditetapkan sebagai tersangka dari alat-alat yang ada dan hari ini juga langsung dilakukan penahanan. Perkara ini sebelumnya sudah ditetapkan kurang lebih sekitar tujuh tersangka ya, dan sudah dilakukan penahanan, dan ini tersangka yang kedelapan," kata Kapuspenkum Kejaksaan Agung (Kejagung) Anang Supriatna kepada wartawan di Kantor Kejagung, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Tim Penyidik Kejati Bengkulu Andri Kurniawan mengatakan tersangka David Alexander diduga terlibat bekerjasama dengan PT Sucofindo cabang Bengkulu. Disebutnya, manipulasi itu menyebabkan kerugian negara.
"Untuk DA ini adalah satu komisaris, kebetulan yang bersangkutan secara aktif, terlibat di dalam proses penambangan batu bara yang kami juga menemukan kerugian keuangan negara," ujar Andri.
Dia mengatakan manipulasi diduga dilakukan untuk kualitas hingga data batu bara pada periode 2022-2023. Manipulasi diduga dilakukan agar perusahaan tak membayar royalti dan kewajiban lain terkait pertambangan batu bara kepada negara.
"Menghindari pembayaran royalti dan juga ada beberapa kewajiban-kewajiban terhadap negara termasuk pajak dan segala macam," ujarnya.
(dai/dai)