Psikolog Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung Retno Riani menyoroti kasus ibu yang nekat menghabisi nyawa bayinya dengan cara membacok. Retno menilai perbuatan nekat itu terindikasi sebagai dampak dari baby blues.
Retno mengatakan kondisi seorang ibu saat melewati proses kehamilan hingga melahirkan rentan dengan stresor atau penyebab stres.
"Jadi memang pada kasus ini saya melihat pelaku ini mengalami stresor. Jadi besar kemungkinannya dia mengalami baby blues," katanya, Selasa (14/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Retno dampak dari kondisi baby blues bisa mengganggu mental seorang ibu dalam menjalani proses merawat anaknya. Apalagi jika ibu terpaksa merawat anak sendirian, tanpa dukungan dari orang terdekat seperti suami.
"Suatu stres jika itu mulai terjadi maka bisa memicu atau muncul dalam bentuk patologis ataupun bisa melukai dirinya maupun orang lain," jelasnya.
Retno mengatakan dalam kasus ini, pelaku kemungkinan berlaku nekat karena rentetan pemicu stres yang dihadapinya. Sang suami disebut pergi sehingga pelaku harus merawat anaknya seorang diri.
"Pada kasus ini, saya melihat ibu ini tidak mendapatkan dukungan dari orang sekitar baik itu suami ataupun keluarga, lalu ada informasi juga bahwa suaminya ini ingin menikah lagi kan. Jadi hal-hal itu yang memicunya," sambung dia.
Faktor stress terhadap seseorang bisa bervariasi. Retno menyampaikan, pada beberapa kasus, tingkat stress yang tinggi bisa membuat seseorang menjadi psikopat. Namun, kondisi itu harus dipastikan melalui pemeriksaan klinis.
"Saya meyakini pada kasus ini, si ibu ini merasa sendiri. Dia merasa tidak ada yang mendukung kemudian dihadapkan dengan suami yang seperti itu, faktor ekonomi yang kurang. Akhirnya pada tingkatan stress yang tinggi dia melakukan hal itu," ungkapnya.
Pada banyak kasus yang ditangani Retno selama ini, seorang ibu yang tengah menjalani proses kehamilan hingga kelahiran sebaiknya terus didampingi orang-orang terdekat. Dengan begitu, stres ibu mereda bahkan hilang.
"Ada faktor suaminya di sini yang salah juga. Maka baiknya seorang ibu yang dalam fase hamil hingga melahirkan harus terus didampingi. Baik itu suaminya ataupun keluarga lainnya," jelas Retno.
Meski begitu, dia menyarankan pihak kepolisian untuk membawa pelaku kepada ahli untuk dilakukan observasi mendalam.
"Baiknya memang harus diobservasi terlebih dahulu. Kita tidak tahu seberapa besar tingkat stress yang dialami pelaku ini. Sadar atau tidak, atau memang ada gejala lainnya," tandasnya.
(des/des)