Oknum guru honorer di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial A (28), digerebek diduga mesum dengan siswinya berusia 14 tahun di masjid. Saat ini kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Penggerebekan itu terjadi di kamar marbot masjid di Desa Bissoloro, Kecamatan Bungaya, Gowa pada Rabu (1/1), sekitar pukul 13.30 Wita.
"Jadi, intinya hasil koordinasinya (pihak keluarga laki-laki dan perempuan), ambil anaknya. Kemudian mereka adakan secara kekeluargaan. Iya, tidak ada (pihak keberatan)," ujar Kapolsek Bungaya AKP Hamsir Natsir kepada detikSulsel, Minggu (5/1/2024).
Kasus ini terungkap setelah dilaporkan Sekretaris Desa (Sekdes) Bissoloro ke polisi. Petugas yang menerima laporan itu kemudian menjemput pelaku di rumah sekdes itu.
"Setelah itu (terima laporan), saya bersama anggota saya jemput di rumahnya Pak Sekdes Bissoloro. Amankan ke Polsek (Bungaya)," katanya.
Saat diinterogasi secara terpisah, oknum guru dan siswi itu membantah melakukan perbuatan asusila sebagaimana yang disangka warga.
"Mereka tidak mengaku berhubungan sebagaimana halnya yang viral. Memang pengakuannya karena mungkin rencana mau ke tempat rekreasi itu di Bissoloro, namun mungkin karena gerimis atau apa, kemudian juga masuk juga waktu salat Zuhur, mereka singgah," jelasnya.
"Jadi, sempat sembahyang (salat), katanya itu mungkin lanjut istirahat, di situ mungkin ada warga yang lihat. Dicurigai seperti yang kemarin itu," sambugnya.
Viral di Medsos
Dalam video yang beredar, kata Hamsir, oknum guru dan siswi tersebut berada di kamar marbot masjid. Meski begitu, keduanya tidak mengakui adanya perbuatan mesum tersebut.
"Ya, kalau kemarin yang video itu ada di kamar. Tapi, mungkin setelah ada video, mereka berdua sudah di luar masjid. Cuma itu beredar. Namun, beritanya seperti itu," ungkapnya.
Setelah itu, Hamsir mengungkapkan keluarga A kemudian mendatangi Polsek Bungaya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil rembuk dengan pihak keluarga siswi, persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan.
"Setelah mungkin koordinasi dengan pihak perempuan, ya, didampingi oleh pemerintah setempat, kepala lingkungan. Mereka via telepon berkoordinasi. Jadi, intinya hasil koordinasinya, ambil anaknya. Kemudian mereka adakan secara kekeluargaan," katanya.
(csb/csb)