Pengakuan Rika Beri Potas untuk Kerjai Adik Ipar, Tak Sangka Korban Tewas

Sumatera Selatan

Pengakuan Rika Beri Potas untuk Kerjai Adik Ipar, Tak Sangka Korban Tewas

Sabrina Adliyah - detikSumbagsel
Jumat, 20 Des 2024 19:29 WIB
Ungkap kasus kakak ipar racuni remaja di Palembang dengan jamu potas.
Ungkap kasus kakak ipar racuni adik ipar dengan potas di Palembang. Foto: Sabrina Adliyah/detikcom
Palembang -

Polisi mengungkap kronologi tewasnya remaja Palembang, AN (13), karena diberi air campur potasium oleh kakak iparnya, Rika (19). Kepada polisi, pelaku mengaku tak berniat menghabisi nyawa adik iparnya itu. Dia hanya bermaksud mengerjai karena kesal pada korban.

"(Dalam) hati kecilnya, tersangka hanya ingin mengerjai. Namun di luar dugaan, korban ternyata tewas usai diberi minuman beracun tersebut," kata Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono saat ungkap kasus, Jumat (20/12/2024).

Awalnya Rika menantang korban untuk meminum 'jamu' yang ternyata air dicampur potasium tersebut. Pelaku mengiming-imingi korban hadiah Rp 300 ribu apabila kuat meminum jamu itu tanpa dimuntahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Datanglah korban ke rumah Rika di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, pada Rabu (18/12/2024), antara pukul 13.00-14.00 WIB. Korban sempat memberitahu ibunya mengenai 'kompetisi minum jamu' itu sebelum berangkat.

Korban kemudian menenggak air beracun dalam kemasan botol 600 ml itu. Tak lama, AN merasa mual. Namun, dia mengingat larangan Rika untuk memuntahkan minuman tersebut.

ADVERTISEMENT

"(Karena tidak kuat) korban langsung berlari ke kamar mandi dan muntah. Setelah lemas, korban terjatuh," katanya.

Meski melihat adik dari suaminya itu muntah-muntah dan tak sadarkan diri, Rika tidak membantu. Selama 2 jam Rika hanya melihat adik iparnya terbujur lemar dan tewas. Setelah nyawa AN tidak tertolong, barulah dia menyembunyikan jasad di belakang lemari.

"Setelah memastikan AN meninggal dunia, RK menyeret korban ke belakang lemari untuk menyembunyikan jasadnya," ujarnya.

Adapun pemicu kekesalan pelaku terhadap korban adalah masalah anak. Menurut pengakuan Rika, adik iparnya itu sering mengomporinya tentang status anak. Diketahui Rika memiliki anak yang masih berusia 3 bulan. Kompetisi minum jamu ini dibuat untuk memberi efek jera bagi korban.

"Korban adalah pihak yang, menurut tersangka, sering mengompori tentang status anaknya yang berusia 3 bulan. Motif dendam dan jengkel inilah yang memicu proses pembunuhan tersebut," kata Harryo.




(des/des)


Hide Ads