Itu seperti yang disampaikan agen khusus FBI, Kevin Rojek yang bertanggung jawab di kantor Pittsburgh. Peristiwa penembakan itu terjadi saat Trump kampanye di Butler, Pennsylvania.
"Sungguh mengejutkan bahwa pria bersenjata melepaskan beberapa tembakan tanpa pihak berwenang menyadari posisinya," kata FBI dikutip detikNews dari CNN pada Minggu (14/7/2024).
Mengenai hal itu disoroti sejumlah pihak, termasuk media. Seorang reporter mempertanyakan terkait keberadaan pelaku penembakan itu.
"Sepertinya penegak hukum hanya mengetahui (pria bersenjata berada di atap) ketika ada tembakan. Itukah yang kamu dengar?" tanya reporter dalam konferensi pers.
"Itulah penilaiannya saat ini," jawab Rojek.
Menurut Rojek, saat ini aparat penegak hukum masih menyelidiki peristiwa tersebut. "Kami masih bekerja melalui aparat keamanan yang dimiliki Secret Service, tentang kemungkinan apa yang terjadi," terangnya.
"Akan ada penyelidikan panjang mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana individu tersebut dapat mengakses lokasi tersebut, jenis senjata apa yang dia miliki. Semua itu hanyalah penyelidikan berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan," sambung Rojek.
Letkol George Bivens dari Kepolisian Negara Bagian Pennsylvania menambahkan penyelidikan akan memungkinkan pihak berwenang untuk "melihat di mana kegagalan terjadi dan apa yang bisa dilakukan dengan lebih baik di masa depan."
Sorotan Sejumlah Pihak
FBI mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai Thomas Matthew Crooks (20) dari Bethel Park, Pennsylvania. Ia dibunuh agen Secret Service.
Dua mantan agen FBI menyatakan keterkejutannya soal Crooks bisa melepaskan tembakan ke arah kampanye Trump. Sebab, betapa dekatnya lokasi tersebut dengan panggung.
Pihak berwenang mengatakan atap gedung tempat Crooks melepaskan tembakan berada tepat di luar tempat mantan presiden tersebut mengadakan kampanye pada hari Sabtu. Analisis CNN menunjukkan atap tersebut berjarak sekitar 400 hingga 500 kaki (120 hingga 150 meter) dari Trump.
Pensiunan agen khusus pengawas FBI yang bekerja sebagai penembak jitu selama dua tahun, Steve Moore mengatakan kepada CNN bahwa atap seharusnya dijaga. Pensiunan agen lapangan FBI lainnya, Bobby Chacon, juga mengatakan kepada CNN pada hari Minggu, dia terkejut tidak ada seorang pun yang menjaga atap, yang dia sebut sebagai "tempat bertengger yang sempurna".
"Gedung itu... adalah gedung yang paling dekat dengan garis pandang yang jelas ke tempat panggung itu berada. Saya terkejut karena tidak ada orang di atap itu," kata Chacon.
Kemudian menurut Moore, "fakta bahwa seseorang membiarkan atap itu tidak diawasi, tidak dijaga" bisa jadi merupakan kesalahan dalam perencanaan atau pelaksanaan.
"Mereka bisa saja merencanakan atap itu dan mungkin terjadi sesuatu dalam perencanaan atau pelaksanaan rencana tersebut sehingga tidak dijaga," tutupnya.
Artikel ini sebelumnya telah tayang di detikNews dengan judul FBI Kaget Pelaku Bisa Menembak Berkali-kali saat Trump Kampanye.
(sun/dai)