Pria di Surabaya, Jawa Timur, berinisial AP ditangkap polisi karena meneror teman SMP wanitanya hingga 10 tahun. Pelaku ditangkap setelah korbannya melapor ke polisi.
"Kami menerima laporan korban, sudah kita melakukan pemeriksaan korban, setelah menerima laporan kami mengambil keterangan dari korban," kata Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Charles P. Tampubolon, Sabtu (18/5/2024).
Dia menjelaskan, pelaku ditangkap setelah pihaknya menelusuri jejak digital, identitas, dan keberadaan AP usai menerima laporan korban. Setelah mendapati identitas pelaku, sambungnya, petugas langsung mendatangi rumah pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah itu profiling terduga dan kami melakukan penjemputan terduga di rumahnya di Surabaya, kami masih melakukan pemeriksaan (AP)," ungkapnya.
Saat ini, kata dia, pihaknya masih mendalami kasus yang melibatkan AP. Dia menyebut, AP diamankan tanpa perlawanan di rumahnya.
"Untuk terduga sudah kita amankan yang bersangkutan di rumahnya, tidak ada perlawanan," ujarnya.
Sementara itu, korban mengaku diteror pelaku yakni dengan mengirimkan foto kemaluannya. Selain itu, pelaku juga meneror korban akan membunuhnya.
Korban mengalami pelecehan seksual secara daring. Ia kerap diganggu melalui media sosial hingga panggilan seluler. Selain teror melalui media sosial, ia mengaku juga mendapat teror secara langsung. Bahkan, begitu juga pada para mantan kekasihnya.
Korban mengaku perbuatan asusila secara langsung tidak pernah dialaminya. Namun, korban geram dan takut karena AP kerap mengirim foto alat kelaminnya berulang kali melalui Instagram dan Twitter.
"Dia kirim foto lewat DM Instagram, di 2018 tahun terhancur dan tersiksa hidup saya. 2020 saya gregetan dan samperin dia dan itu yang terakhir saya ketemu dia. Yang berbau porno itu berbentuk foto dan difantasikan ke (foto) badan saya," jelasnya korban saat melapor di Polda Jatim, Sabtu.
"Pengancaman juga ada, ketika saya ada yang dekati itu diancam akan dibunuh oleh dia dan menurut saya itu yang paling parah. Dia obsesi sama saya, kadang jujur dan kadang denial, jadi ya susah. Dia itu posesifnya kalau ada cowok yang dekat sama saya akan dibunuh, dia pun mengakui," sambungnya.
Dia menjelaskan berbagai bentuk teror telah dialaminya sejak 2014. Tepatnya, ketika duduk di bangku kelas 2 SMA sampai 2024.
"Ada banyak, 440 akun di twitter untuk meneror saya, di instagram juga. Saya sampai kehilangan banyak Instagram (untuk menghindari AP). Tapi tidak hanya pembuatan akun, isi akunnya juga ada pelecehan seksual verbal dan foto juga," jelasnya.
(csb/csb)