Jalur ekstrem wisata Bukit Menumbing di Kabupaten Bangka Barat (Babar), Pulau Bangka kembali menelan korban. Seorang ibu rumah tangga (IRT), bernama Nurmalasari (29) tewas terperosok ke jurang gara-gara rem blong. Peristiwa itu mendapat perhatian dari DPRD Kabupaten Bangka Barat.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (14/4) kemarin, ketika sepeda motor Vario yang dikendarai suaminya, Bambang (28) dengan Alfariski (2) anaknya, hendak turun dari Menumbing mengalami rem blong kemudian masuk jurang.
Ketiganya dievakuasi warga sekitar ke rumah sakit. Namun Nurmalasari tewas ketika menjalani perawatan karena luka serius di kepala. Sedangkan Bambang mengalami luka ringan dan sang anak luka patah lengan atas kiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus ini pun bukan kali ini terjadi, sebelumnya pada Agustus 2023 kejadian serupa juga terjadi. Dua dari 3 wisatawan mengalami patah kaki.
Berdasarkan pantauan detikSumbagsel, jalur untuk menaiki wisata Bukit Menumbing ini merupakan jalur ekstrem. Tampak di beberapa titik tikungan minim pembatas jalan dan rambu-rambu. Padahal kiri kanan jalan ini merupakan jurang hingga kedalaman belasan meter.
Padahal wisata Bukit Menumbing sendiri merupakan salah satu tempat destinasi andalan di Kota Mentok yang kerap dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar daerah. Lokasi ini merupakan destinasi wisata sejarah pengasingan Bung Karno dan Hatta. Sayangnya, pihak pengelola yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangka Barat dinilai tak memperhatikan keselamatan para pengunjung.
Hal ini diperkuat dengan kurangnya rambu-rambu di lokasi atau jalan menuju Menumbing. Kasus ini menjadi sorotan Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat, Marudur Saragih. Dia menyebut akan memanggil pihak Disbudpar terkait insiden tewasnya wisatawan ini.
"Kita masih mengevaluasi untuk segera melakukan pembahasan lebih lanjut terkait masalah keamanan. Mungkin nanti kita rapat dengar pendapat memanggil mereka (Disbudpar Babar)," ujar Marudur Saragih dikonfirmasi, Selasa (16/4/2024).
Kejadian ini disebut sangat fatal karena bukan kali ini memakan korban. Parahnya, untuk peristiwa terakhir korban tewas usai terperosok ke jurang.
Marudur menjelaskan, seharusnya pihak pengelola tidak mengabaikan prosedur pengamanan di area objek wisata tersebut, terutama terkait pola pengamanan dengan menambah rambu-rambu hingga menempatkan petugas tambahan di saat hari libur.
"Selain rambu dan pagar pembatas jalan, ada evaluasi buat kita semua untuk menempatkan petugas yang disediakan di titik-titik krusial ketika kejadian cepat penanganannya khususnya di hari-hari libur. Petugasnya perlu ditambah," tegasnya.
Dia menyebut, DPRD menyebut siap membantu terkait penganggaran pengamanan di objek wisata andalan Kabupaten Bangka Barat itu.
"Kami di DPRD sifatnya kan masalah penganggaran jadi mungkin ada usulan untuk anggaran pengamanan di sana. Kita akan support, tapi secara teknis kami minta dinas terkait mengevaluasi karena ini menjadi kejadian yang tidak kita inginkan," tutupnya.
(dai/dai)