Pria asal Rusia bernama Vladimir Kasarski yang ditangkap pihak kepolisian Polrestabes Palembang ternyata residivis atas kasus yang sama. Sebelum ditangkap, dia pernah melancarkan aksinya di Pulau Jawa.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Harryo Sugihhartono mengatakan bahwa Vladimir pernah ditangkap dan dideportasi atas kasus yang sama.
"Jadi pelaku ini pernah melakukan aksi yang sama yaitu bobol mesin ATM lalu ditangkap oleh kepolisian Polda Metrojaya dan di penjara selama 11 bulan kemudian dideportasi ke Rusia," ungkapnya saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Senin (8/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dideportasi, lanjutnya, Vladimir justru kembali ke Indonesia dan melakukan aksi yang sama. Kali ini dia dibantu oleh hacker asal Mexico untuk melakukan aksinya.
"Sebelumnya tersangka ini berhasil membobol ATM di Jawa Timur, lalu berhasil mendapatkan Rp 200 juta dan di Jawa Barat ia sukses mengambil Rp 90 juta. Saat di Palembang hampir berhasil mendapat Rp 30 juta namun sudah kepergok saat beraksi oleh petugas keamanan," jelasnya.
Kepda polisi, Vladimir mengatakan bisa kembali ke Indonesia dengan menggunakan visa yang baru dengan hanya menunggu beberapa bulan saja.
"Saya hanya menunggu sekitar 2 sampai 5 bulan sampai dapat visa yang baru dengan nama yang sama," katanya
Vladimir mengaku memilih Indonesia sebagai sasarannya karena sudah sering berkunjung dan sempat tinggal di Indonesia.
"Karena sebelumnya sering berkunjung bahkan sudah pernah tinggal di sini dan saya suka di Indonesia," ungkapnya
Vladimir sendiri mengaku awalnya tidak berniat melakukan aksi bobol ATM, namun saat ditawari oleh hacker Meksiko tersebut akhirnya Vladimir memutuskan untuk mengambil pekerjaan tersebut.
"Awalnya saya cuman tinggal di Indonesia terus ditawarkan pekerjaan ini oleh hacker Meksiko itu. Setelah diajarkan cara mengoperasikan alatnya akhirnya saya tertarik dan mengambil pekerjaan ini yang mana hasilnya dibagi 50-50 kalau berhasil," jelasnya.
Vladimir mengungkapkan bahwa ia bekerja sendirian dalam menyiapkan alat-alat untuk membobol mesin ATM.
"Saya bekerja sendirian ketika di lapangan dan ketika semua perlengkapan telah siap baru dibantu oleh hacker dari jauh untuk membobol mesin ATM," ungkapnya.
(csb/csb)