Kata-kata Terakhir Bocah di Boltim Sebelum Dimutilasi Tante: Bunda, Jangan

Regional

Kata-kata Terakhir Bocah di Boltim Sebelum Dimutilasi Tante: Bunda, Jangan

M Irzal Sudirman - detikSumbagsel
Minggu, 21 Jan 2024 15:30 WIB
Ibu muda bernama Arnita Mamonto alias Aning (19) di Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, ditetapkan tersangka kasus mutilasi bocah perempuan TAM.
Foto: Ibu muda bernama Arnita Mamonto alias Aning (19) di Bolaang Mongondow Timur. (dok.istimewa)
Boltim -

Arnita Mamonto alias Aning (19), ibu muda di Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sulawesi Utara yang membunuh hingga memutilasi keponakannya, TAM (9) diketahui memiliki hubungan yang dekat dengan korban. Korban kerap memanggilnya 'Bunda'. Bahkan korban sempat memohon 'Bunda, jangan Bunda' sebelum ditebas.

Hal itu diungkapkan Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi. Dilansir detikSulsel, korban dikenal dekat dengan banyak orang, termasuk pelaku. Sehari-hari korban memanggil pelaku dengan sebutan 'Bunda'.

"Ya dekat sekali. Makanya waktu mau ditebas, didorong, ditindih badannya, dia sempat bilang 'Bunda, jangan Bunda'. Panggilan 'Bunda' kan kita tahu sendiri (bagaimana kedekatan pelaku dan korban)," ujar Sugeng, Sabtu (20/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban TAM diketahui masih duduk di sekolah dasar. Warga sekitar mengenal korban sebagai sosok anak yang mudah bergaul dan akrab dengan orang lain serta periang. Warga juga mengetahui bahwa korban memiliki hubungan yang terbilang dekat dengan pelaku.

Sayangnya kedekatakan itu dimanfaatkan pelaku untuk mencelakai korban. Kasat Reskrim AKP Denny Tampenawas menyebut bahwa pelaku sengaja memanfaatkan kedekatannya untuk membujuk korban pergi bersama ke tempat sepi yang tidak dilihat orang lain, sehingga dia bisa menjalankan aksi kejinya.

ADVERTISEMENT

"Masih memiliki ikatan keluarga. Suaminya punya hubungan dengan keluarga korban sehingga kedekatan itulah dimanfaatkan pelaku," jelasnya.

Denny menambahkan, hubungan antara keluarga pelaku dan keluarga korban baik-baik saja alias tidak memiliki masalah. Sehingga aksi keji pelaku ini dinilai murni atas dasar keinginan mengambil harta benda.

"Sampai saat ini tidak ada konflik antara pelaku dengan keluarga korban, tapi memang atas dasar ekonomi dari pelaku ini," ungkap Denny.

Pembunuhan itu sendiri terjadi di kebun sayur belakang rumah pelaku di Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim pada Kamis (18/1) siang. Korban diajak ke kebun sayur dan sempat minta digendong karena lelah. Pelaku pun menggendongnya, tapi langsung mendorongnya hingga jatuh sesampai di TKP.

Pelaku kemudian menindih korban hingga tak bisa bergerak dan akhirnya menggorok leher korban sampai putus. Setelah itu, kepala korban dilempar ke selokan dan dia mengambil perhiasan yang ada di tubuh korban. Yakni gelang, kalung, dan dua cincin.

Semua perhiasan itu kemudian dijual di desa sebelah. Pelaku berangkat ke sana naik bentor bersama anaknya yang masih balita. Sementara itu di TKP, warga menemukan jasad korban tertutup daun dengan kepala terpisah dari badan.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads