Polisi terus mengusut kasus Bendahara Samsat Empat Lawang, Hengki Tomasila yang ditikam perampok hingga uang Rp 80 juta raib. Peristiwa itu ternyata terjadi saat korban mampir di rumah makan (kedai) usai mengambil uang dari bank.
Hal itu diketahui, usai anggota Satreskrim Polres Empat Lawang melakukan penyelidikan.
"Kejadiannya itu terjadi bukan di jalan, tapi di rumah makan," kata Kasat Reskrim Polres Empat Lawang, AKP Alpian kepada detikSumbagsel, Rabu (3/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, peristiwa perampokan yang dialami korban terjadi di Jalan Lintas Tengah (Jalinteng), depan rumah makan wilayah Desa Kupang, Kecamatan Tebing Tinggi, Empat Lawang, Rabu pagi.
Sebelum kejadian, lanjutnya, Hengki baru saja mengambil uang tunai di Bank Sumsel Babel di Tebing Tinggi, Empat Lawang, senilai Rp 80 juta.
"Selesai mengambil uang di Bank Sumsel Babel, korban lalu hendak pulang dengan kendaraannya membawa pulang uang tersebut," katanya.
Saat sedang dalam perjalanan pulang hendak menuju kediamannya di kawasan Desa Muara Saling, Kecamatan Saling, Empat Lawang. Di perjalanan tepatnya saat di tempat kejadian perkara (TKP) Hengki memutuskan untuk berhenti di sebuah rumah makan.
"Saat berhenti di rumah makan prasmanan itu, uang yang tadinya diletakkan korban di dalam tasnya pun dibawa masuk ke dalam rumah makan tersebut," ujarnya.
Saat korban tengah mengambil makan dan hendak duduk menyantap makan tersebut, lanjutnya, tiba-tiba datang dua motor Beat yang ditumpangi 4 terduga pelaku yang sebelumnya diduga sudah membuntuti korban sepulang dari bank.
"Berdasarkan keterangan di lapangan, terduga pelaku masuk ke rumah makan itu dengan modus berpura-pura hendak membeli makan," ungkapnya.
Nahasnya, belum sempat mengambil makanan di rumah makan tersebut, pelaku tiba-tiba langsung mendekati korban seketika meminta korban menyerahkan tas berisi uang Rp 80 juta miliknya, yang belum diketahui akan digunakan korban untuk apa. Aksi itu dilakukan pelaku dengan berusaha menyobek tas tersebut.
"Karena kaget dengan tindakan pelaku, korban berusaha menolak dengan cara melawan pelaku. Melihat ada perlawanan, lalu korban ditikam pelaku dengan senjata tajam," jelasnya.
Setelah membuat korban terkena luka tusuk di tangan hingga dan merasa terancam, pelaku akhirnya dengan leluasa merampas tas berisi uang itu dan langsung tancap gas kabur ke arah Musi Rawas-Lubuklinggau.
"Korban yang terluka lalu ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis," katanya.
Alpian memastikan, handphone (HP) korban tak sempat diambil pelaku saat kejadian. Hanya tas berisi uang itu saja yang dibawa kabur pelaku.
"Untuk HP korban masih ada, tidak diambil. Cuma tas berisi uang Rp 80 juta itu saja yang hilang," ujarnya.
Usai diberikan pertolongan pertama di puskesmas, Hengki pun akhir dirujuk ke RSUD Empat Lawang untuk dilakukan operasi atas tiga luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya.
Dia menuturkan, saat korban dan para saksi di TKP dimintai keterangan semuanya mengaku tak ada mengenali keempat terduga pelaku yang bermotor tidak memakai helm tersebut. Polisi hingga saat ini masih terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap kasus ini.
"Para pelaku semuanya informasinya tidak pakai helm, wajah mereka juga disebut terlihat jelas, tapi semua yang kita mintai keterangan tak ada yang mengenali pelaku. Kita masih lidik terus, mudah-mudahan cepat terungkap," katanya.
Selain Tim Satreskrim Polres, Polda Sumsel sendiri juga sudah menurunkan Tim dari Subdit Jatanras Ditreskrimum untuk membackup, menyelidiki hingga mengejar para pelaku.
"Iya kita masih berupa secara maksimal untuk mengejar para pelaku ini. Dari Jatanras Polda juga sudah turun membackup bersama-sama melakukan penyelidikan, mengejar pelaku tersebut," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, bendahara Samsat Empat Lawang, Hengki Tomasila menjadi korban perampokan hingga harus dirawat di rumah sakit. Selain ditikam dengan sajam oleh empat terduga pelaku, korban juga kehilangan uang tunai Rp 80 juta yang dibawa kabur pelaku.
Peristiwa perampokan yang dialami Hengki terjadi di Jalan Lintas Tengah (Jalinteng), depan rumah makan wilayah Desa Kupang, Kecamatan Tebing Tinggi, Empat Lawang, Rabu (3/1/2023) pagi.
"Iya kejadiannya itu tadi pagi. TKP di Desa Kupang," kata Kasat Reskrim Polres Empat Lawang AKP Alpian saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Rabu.
Uang Rp 80 juta itu, lanjutnya, berdasarkan keterangan staf Bapenda Pemkab Empat Lawang, merupakan uang pribadi, bukan uang kas milik Samsat Empat Lawang tempatnya bekerja.
"Bukan (uang kas Samsat) katanya uang (Rp 80 juta) itu pribadi miliknya (korban). Korban bukan bendahara Samsat dari Polri. Iya, dari Bapenda," jelasnya.
(csb/csb)