Unpri Medan Klarifikasi soal Temuan 5 Mayat: Tidak Ada Kasus Pembunuhan

Regional

Unpri Medan Klarifikasi soal Temuan 5 Mayat: Tidak Ada Kasus Pembunuhan

Goklas Wisely - detikSumbagsel
Rabu, 13 Des 2023 16:40 WIB
Polrestabes Medan mengecek lantai 9 Unpri Medan untuk usut dugaan penemuan mayat pada Senin (11/12/2023) malam. (Goklas Wisely/detikSumut)
Foto: Polrestabes Medan mengecek lantai 9 Unpri Medan untuk usut dugaan penemuan mayat pada Senin (11/12/2023) malam. (Goklas Wisely/detikSumut)
Medan -

Penemuan 5 mayat di kampus Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatera Utara menimbulkan kehebohan. Pihak kampus angkat bicara dan menegaskan mayat-mayat itu tidak ada kaitannya dengan kasus pembunuhan.

"Pertama, dengan tegas saya nyatakan tidak ada kasus pembunuhan di lingkungan Unpri seperti yang diisukan di masyarakat," ujar Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri Medan, Kolonel (Purn) Susanto melalui YouTube Prim TV yang dikutip detikSumut, Rabu (13/12/2023).

Susanto menegaskan bahwa bila memang ada kasus pembunuhan seperti yang disangkakan, maka pihak kampus pasti akan melaporkannya ke polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Informasi yang kami terima telah terjadi pembunuhan di lingkungan Unpri. Bila ada kasus pembunuhan itu, kami hendak bertanya kepada Bapak Polisi terhormat. Pertama, kejadiannya di mana? Kedua, siapa pelapor? Ketiga, siapa korban? Keempat, siapa pelaku? Kelima, adakah alat bukti dan saksi?" bebernya.

Menurut dia, mayat-mayat yang ditemukan polisi itu bukan mayat misterius, melainkan kadaver atau mayat yang diawetkan secara legal untuk keperluan pembelajaran anatomi.

ADVERTISEMENT

Kadaver-kadaver itu, kata Susanto, telah dimiliki Fakultas Kedokteran Unpri yang berdiri sejak 2008. Selama ini, kadaver itu digunakan di laboratorium anatomi. Ada 5 kadaver, terdiri dari 4 kadaver berjenis kelamin laki-laki dan 1 kadaver berjenis kelamin perempuan.

"Kadaver tersebut telah diadakan oleh rektor terdahulu. Kami sangat yakin di setiap Fakultas Kedokteran di Indonesia memiliki kadaver sebagai media pembelajaran," sambungnya.

Susanto pun menyesalkan tindakan penggeledahan yang dilakukan polisi sejak Senin (11/12) malam. Dia menyebut bahwa penggeledahan itu kurang dikoordinasikan dengan pihak kampus. Mereka juga mengklaim bahwa pihak kampus tidak pernah dimintai keterangan secara resmi.

"Untuk diketahui, pada malam hari tidak ada petugas yang bisa mendampingi. Tapi mereka (polisi) berusaha untuk masuk dan satpam akhirnya memberikan izin untuk menggeledah dan tidak didapati apa pun saat itu," kata Susanto.

Ketika kemudian polisi menemukan mayat-mayat yang dimaksud, Susanto menegaskan bahwa kadaver itu tidak berada di tempat yang tidak lazim. Kadaver itu masih tersimpan di bak khusus dalam laboratorium anatomi.

"Di hari berikutnya, penggeledahan dilanjutkan kembali pada pagi hingga malam hari dan dijumpai 5 kadaver di dalam bak kadaver pada laboratorium anatomi," imbuhnya.

Susanto juga menyesalkan adanya perintah untuk mengosongkan kampus. Hal ini dinilai menghambat proses perkuliahan, praktikum, dan ujian. Bahkan, lanjutnya, ada ancaman untuk memberi garis polisi di kampus sehingga menimbulkan keributan.

Atas kejadian itu, Susanto mewakili Unpri Medan meminta Kapolda Sumut untuk menindak oknum yang telah semena-mena bertindak di Unpri. Dia berharap penegak hukum dapat bekerja secara profesional.




(des/csb)


Hide Ads