Pentolan Pemalak di Jalinsum Palembang Mengaku Hasil Kejahatan Untuk Nyabu

Sumatera Selatan

Pentolan Pemalak di Jalinsum Palembang Mengaku Hasil Kejahatan Untuk Nyabu

Prima Syahbana - detikSumbagsel
Rabu, 05 Jul 2023 03:08 WIB
Pentolan Pemalak di Jalinsum Palembang saat mengakui perbuatannya dan meminta maaf. Foto: Prima Syahbana/detikSumbagsel
Pentolan Pemalak di Jalinsum Palembang saat mengakui perbuatannya dan meminta maaf. Foto: Prima Syahbana/detikSumbagsel
Palembang -

Polisi telah menetapkan Doni Siregar (28), sebagai tersangka pencurian dengan pemberatan (curat), terancam 7 tahun penjara. Doni mengakui uang hasil kejahatan dari pemalakan dan mencuri digunakannya untuk pakai sabu.

Saat dihadirkan sewaktu konfrensi pers di Mapolsek Sukarami Palembang, Doni sendiri membantah jika ia tidak pernah memalak pengendara dengan menggunakan senjata tajam.

"Nggak pernah (malak pakai sajam)," kata Doni menjawab pertanyaan Kapolsek Sukarami Kompol Ikang Ade, Selasa (4/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, secara gamblang Doni mengaku sudah beberapa kali melakukan aksi pemalakan dengan modus ngamen di lokasi Simpang Talang Kelapa, Jalinsum Palembang hingga viral di media sosial.

"Ngamen minta-minta itu, tidak sampai pak kalau sepuluh kali, adalah sekitar 3-4 kali minta uang Rp 2,000-5,000," katanya.

ADVERTISEMENT

Jika sang sopir tak memberikan ia uang, katanya, karena itulah ia nekat memasukkan tangan hingga kepalanya ke kabin mobil para korbannya.

"Iya (masukin kepala-tangan) minta pak, kadang-kadang nggak dikasih. Jadi saya rampas dengan cara seperti itu," imbuhnya.

Usai resmi ditetapkan polisi menjadi tersangka curat, Doni pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh sopir yang pernah ia palak.

"Aku minta maaf pak, kepada semua sopot pak, aku telah melakukan perbuatan (pemalakan) itu. Aku tidak akan mengulanginya lagi pak. Aku nyesal pak," ungkap Doni.

Doni mengakui, selain untuk nyabu uang hasil kejahatannya juga ia gunakan untuk kehidupan sehari-hari. "Iya (untuk nyabu), untuk makan juga pak," imbuhnya.

Doni juga mengakui jika dirinya memang paling dituakan di rombongan para pelamar di lokasi tersebut. "Iya pak aku yang paling tua di situ (TKP)," katanya.

Kapolsek Sukarami, Kompol Ikang Ade mengatakan jika Doni sudah berapa kali ditangkap pihaknya, namun dia tak bisa diproses karena korban yang rata-rata sopir asal luar daerah tak mau melapor. Bahkan, aksi pemalakan Doni sudah beberapa kali juga viral di media sosial.

"Dia ini memang tak jera sudah berapa kali ditangkap, tapi sayangnya korban tidak mau melapor, makanya dia tak bisa ditahan. Dia juga sudah berapa kali viral, dan sekali ini dia tak bisa lagi keluar karena ada kasus curat yang menjerat," terang Ikang.




(bpa/bpa)


Hide Ads