Pagi Berdarah Satu Keluarga Dibacok gegara Masalah Pohon Jambu

Round Up

Pagi Berdarah Satu Keluarga Dibacok gegara Masalah Pohon Jambu

Tim detikSumbagsel - detikSumbagsel
Minggu, 25 Jun 2023 08:28 WIB
Pelaku pembantaian satu keluarga di Muara Enim ditangkap polisi. (Istimewa)
Foto: Istimewa
Muara Enim -

Gara-gara pohon jambu yang melewati batas tanah, seorang warga Muara Enim tega membacok satu keluarga hingga jatuh korban jiwa.

Jumat pagi (23/6/2023), warga Muara Enim digegerkan oleh peristiwa pembacokan brutal terhadap satu keluarga. Keluarga yang terdiri atas Iriyanto (50), sang istri Lismiyati (50), dan sang anak Poni Marcuri (28), menjadi sasaran parang Ermanyadi (40). Akibat insiden itu, Poni yang seorang disabilitas sampai meregang nyawa.

Tak butuh waktu lama, polisi segera menangkap Ermanyadi yang bersembunyi di dalam rumah dan tidak sempat kabur. Dari penangkapan itu, terungkaplah motif pelaku tega membacok korban secara brutal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kronologi Pembacokan Satu Keluarga

Iriyanto dan Lismiyati mungkin tak menyangka bahwa rutinitas mereka pergi ke kebun untuk menyadap karet pada Jumat pagi itu berujung petaka, hingga mereka harus kehilangan seorang anak.

Seperti biasa, mereka bertiga berangkat menuju kebun karet dengan sepeda motor pukul 05.30 WIB. Namun, baru saja mereka berangkat, pelaku tiba-tiba menghadang motor mereka.

ADVERTISEMENT

"Saat melintas bonceng tiga di samping rumah pelaku Ermanyadi, pelaku langsung membacok Iriyanto berulang kali hingga terjatuh," papar Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi, Sabtu (24/6/2023).

Ermanyadi tak menghentikan sabetan parangnya meski ketiga korban sudah jatuh dari motor. Iriyanto dan Lismiyati mungkin masih bisa melindungi diri, tapi tidak dengan Poni. Oleh karena kondisinya yang difabel, Poni tak dapat melawan ketika pucuk parang Ermanyadi tertancap ke tubuhnya berkali-kali.

"Korban Lismiyati coba menolong, justru kena tebasan parang hingga luka di jari kedua tangannya," lanjut Andi.

Melihat pelaku membacok kesetanan, istri pelaku yakni Helda Wati segera memukul tangan suaminya dengan bambu. Parang pun terlepas dari tangan Ermanyadi, seiring dengan warga yang mulai berdatangan karena mendengar keributan pagi-pagi itu.

Warga membantu Helda Wati melerai pelaku dan korban, kemudian melarikan korban ke Puskesmas Beringin. Sayangnya, luka Poni terlalu parah sehingga dia tidak tertolong dan meninggal dalam perjalanan menuju puskesmas.

Sementara itu, setelah membacok keluarga Iriyanto, Ermanyadi lari dan bersembunyi ke dalam rumah. Tepat sebelum dia kabur, polisi sudah datang dan langsung menangkapnya. Pelaku ditangkap tanpa perlawanan.

"Habis kejadian, pelaku langsung lari ke rumahnya karena tangannya dipukul kan sama istrinya. Pelaku langsung ditangkap saat akan kabur dan sudah tersangka serta ditahan," ujar Andi.

Alasan Pelaku Tega Membacok Keluarga Korban

Setelah ditangkap dan diperiksa, pelaku diketahui membacok korban sekeluarga secara membabi buta karena matanya rabun. Dia tidak melihat jelas siapa yang dibacok, makanya kemudian anak Iriyanto juga menjadi sasaran hingga bersimbah darah dan tewas.

Namun, alasan utamanya membacok membabi buta bukan semata-mata karena rabun. Kepada polisi, Ermanyadi mengaku kesal pada korban, khususnya Iriyanto, karena telah menanam pohon jambu melewati batas pekarangan rumah mereka.

"Motif memang karena batas pekarangan rumah. Korban ini menanam tanaman (jambu). Tanaman ini dianggap masuk batas tanah milik pelaku," jelas Andi.

Soal itu, pelaku mengatakan bahwa dirinya sudah beberapa kali mengingatkan korban agar memindah pohon tersebut dari tanah miliknya. Dia juga protes masalah parit dan sampah.

Namun, menurut penuturan pelaku, korban tidak mengindahkan peringatan itu dan malah memarahi pelaku. Dari situlah kemudian muncul sakit hati dan dendam pelaku terhadap korban.

Kini, bukannya mendapat penyelesaian terkait pohon jambu yang melewati batas tanahnya, pelaku harus ditahan dan menjalani proses hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.




(des/des)


Hide Ads