Kanit Propam Polres Musi Rawas, Aipda Paembonan tewas bunuh diri dengan menembak kepala sendiri. Lalu apa kata psikolog terkait pilihan Aipda Paembonan mengakhiri hidupnya?
Psikolog RSUD Siti Fatimah, Syarkoni menduga Aipda Paembonan bunuh diri karena stres. Termasuk tekanan terkait peristiwa sebelum korban mengakhiri hidupnya.
"Kalau dari segi individual kemungkinan adanya faktor stresor yang cukup berat dialami korban. Faktor stresor ini bisa ditelusuri dari peristiwa-peristiwa sebelum korban meninggal dunia," kata Syarkoni, Senin (19/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syarkoni menilai banyak faktor penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya. Ada soal ekonomi, faktor permasalahan dalam keluarga hingga faktor tentang hubungan suami istri. Namun tidak juga menutup kemungminan dari teman satu kerja atau atasannya di kantor.
![]() |
Melihat dari rentetan peristiwa, Syarkoni menduga keputusan Aipda Paembonan secara psikologis ada keputusasaan. Dia memiliki rasa bersalah hingga merasa tak ada jalan keluarnya.
"Atau bisa juga adanya rasa bersalah atau melakukan kesalahan yang berakibat dosa dan dipersepsikan tidak ada jalan keluar lagi. Dosa itu juga tidak terampuni sehingga timbul niat untuk mengakhiri hidup," ujarnya.
Selain itu, hilangnya uang koperasi Rp 2,6 miliar diduga jadi pemicu. Sebab Aipda Paembonan merasa bersalah karena telah menghilangkan dana tersebut.
"Informasinya uang tersebut hilang, kemungkinan ada semacam perasaan bersalah karena sudah menghilangkan uang tersebut. Namun hilangnya uang ini harus diselidiki oleh pihak penegak hukum untuk menelusuri penyebab korban bunuh diri," ujarnya.
Sementara terkait keputusan Kanit Paminal menembakkan kepala sendiri, disebut telah menjadi keputusan. Salah satunya korban memiliki senjata api sehingga bisa mati dengan cepat.
"Kebanyakan cara bunuh diri yang dilakukan orang-orang adalah gantung diri. Namun untuk korban memilih dengan menggunakan senjata api dikarenakan korban memegang senjata api. Sehingga korban pun nekat bunuh diri dengan senjata api karena cepat dan signifikan serta tidak menunjukkan perasaan. Berbeda dengan wanita yang menggunakan perasaan dan ingin menunjukkan kepada orang," katanya.
Sebelumnya, uang koperasi Polres Musi Rawas (Mura) sekitar Rp 2 Miliar yang seharusnya dipegang Aipda Paembonan sebagai bendahara hilang.
"Ia memang benar dia pengurus di koperasi itu, dia bendahara di koperasi itu (Koperasi Polres Musi Rawas)," kata Kasi Humas Polres Musi Rawas Iptu Herdiansyah dikonfirmasi, Minggu (18/6).
Herdiansyah tak menampik uang koperasi yang hilang itu jumlahnya miliaran. Uang koperasi itu merupakan tanggungjawab Aipda Paembonan.
"Kalau duit koperasi itu, karena dia bendahara, dia yang pegang, sementara ini duit memang kosong. Kalau dibilang hilang, itu belum jelas. Tapi, sementara ini kosong," kata Herdiansyah.
"Kurang lebihnya seperti itulah (Rp 2 miliar)," menambahkan.
(ras/ras)