Polisi masih mengusut kasus perampokan sadis yang menewaskan petani bernama Karim Subandi (50) di Pulau Rimau, Banyuasin, Sumatera Selatan. Hasil penyelidikan sementara, polisi menduga pelaku lebih dari dua orang.
"(Pelakunya) kemungkinan dua orang, bahkan lebih," kata Kasat Reskrim Polres Banyuasin AKP Harry Dinar dikonfirmasi detikSumbagsel, Jumat (26/5/2023).
Sejauh ini, lanjutnya, polisi masih terus melakukan penyelidikan mendalam, memeriksa saksi-saksi dan barang bukti, serta menelusuri identitas pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Harry mengaku pihaknya sedikit kesulitan karena minimnya keterangan saksi, serta lokasi kediaman korban yang berada jauh dari rumah tetangga-tetangganya. Belum ada saksi yang tahu persis bagaimana kejadian nahas tersebut.
"Saksinya mentah semua. Karena memang rumah di TKP berjauhan dari tetangga-tetangga," ungkapnya.
Selain itu, rencana autopsi terhadap korban batal karena tak mendapat izin dari pihak keluarga. Harry belum bisa memastikan apakah korban tewas karena dianiaya dengan hantaman benda tumpul atau kehabisan napas karena mulutnya disumpal kaus.
"Nggak jadi autopsi, keluarga nggak berkenan," tambahnya.
Sebelumnya, polisi mendapat informasi mobil Innova korban hilang digasak pelaku. Dijelaskan pula secara rinci bagaimana kondisi korban saat ditemukan dalam kondisi tangan terikat dan mulut tersumpal kaus.
"Iya, ditemukannya dalam kondisi tangan diikat kain, kemudian tubuhnya posisi terlentang dan mulutnya disumpal kaus," kata Harry kepada detikSumbagsel, Kamis (25/5) malam.
Pihak kepolisian juga menemukan sejumlah luka di tubuh korban, tepatnya di bagian kepala dan tubuh bagian belakang.
Jasad korban ditemukan oleh saksi sekitar pukul 10.30 WIB di dalam kamar, di rumahnya yang berlokasi di Dusun 2 Desa Senda Mukti, Pulau Rimau, Banyuasin. Korban ditemukan pertama kali oleh saksi HE yang saat itu hendak ke KUD mengambil uang gajian kelompok tani.
(des/des)