16 Pantun Muda Mudi Muara Enim: Perkenalan, Percintaan hingga Perceraian

Sumatera Selatan

16 Pantun Muda Mudi Muara Enim: Perkenalan, Percintaan hingga Perceraian

Suki Nurhalim - detikSumbagsel
Jumat, 10 Jan 2025 08:20 WIB
Ilustrasi pasangan
Ilustrasi pasangan/Foto: Getty Images/Kiwis
Muara Enim -

Ada banyak jenis pantun muda mudi di Muara Enim. Berikut ini sederet contohnya dalam dialek Tempirai lengkap dengan terjemahannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Haryadi dan Gunawan dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang, melakukan penelitian di Desa Tempirai, Kecamatan Penukal Utara, Kabupaten Muara Enim. Mereka menemukan banyak jenis pantun muda mudi, yang kemudian disusun dalam jurnal berjudul Nilai Moral dalam Pantun Muda Mudi Muara Enim Dialek Tempirai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada pantun perkenalan, pantun percintaan, pantun bersedih hati, pantun perceraian, pantun jenaka, dan pantun teka-teki. Berikut ini sederet contohnya.

Pantun Muda Mudi Muara Enim:

1. Pantun Perkenalan

Ada tiga nilai moral yang terdapat dalam pantun perkenalan, yaitu sikap terang, sikap jujur, dan sikap persahabatan.

Contoh 1

Boloi-boloi di pingggir ayi (Balai-balai di tepi sungai)
Di pinggir ayi kite bejolan (Di tepi sungai kita berjalan)
Wahai adik kekasih hati (Wahai adik kekasih hati)
Apekeh buli kite kenalan (Apa boleh kita kenalan)

Contoh 2

Dai ilondak ke ulu (Dari hilir hendak menuju ke hulu)
Dai jepang hendak kebandar cin (Dari jepang pergi ke Bandar cina)
Aman buli kakak tau (Kalau memang boleh kakak tahu)
Adik rengke sape namanye (Adik cantik siapa namanya)

Contoh 3

Alangke rengke bebaju batik (Sungguh sangat bagus berbaju batik)
Buli diapkai omtok setelan (Boleh juga dipakai untuk setelan)
Alangkah manes wajah adik (Sungguh manis wajah adik)
Adik rengke sape namaenye (Adik cantik siapa namanya)

2. Pantun Percintaan

Ada empat nilai moral dalam pantun percintaan, yaitu kasih saying, tawakal, berhati-hati, dan sabar.

Contoh 1

Aman tua jolan ke ulu (Kalau tuan mau jalan ke hulu)
Tontotke aku daun kamboja (Carikan saya sebuah daun Kamboja)
Aman uan mati dulu (Kalau memang tuan mati dahulu)
Tanti aku di pintu surge (Tunggu saya di pintu surga)

Contoh 2

Ayi dolom dapoku anyat (Air dalam dapurku hanyut)
Ke mana acing tunguku lagi (Ke mana tujuan tunkuku lagi)
Ayo Tuhan nabiku Muhamat (Ayo Tuhan nabiku Muhammad)
Ke mana ocong juduhku lagi (Ke mana tujuan jodohku lagi)

Contoh 3

Rab bederap kapal belande (Satu rombongan kapal Belanda)
Idak memukun negeri aci (Tidak menyerbu Negeri Aci)
Idak ku arap due tige (Tidak kuharap dua tiga)
Cuma satu menuju ati (Hanya satu tujuan hati)

3. Pantun Bersedih Hati

Ada dua nilai moral dalam pantun bersedih hati, yaitu rasa malu dan rasa penyesalan.

Contoh 1

Kayu cendana titian beruk (Kayu cendana di titian beruk)
Waang nebang kayu berakasa (Orang yang menebang kayu bekasa)
Aku ika wang yag buruk (Saya ini jadi orang yang jelek)
Tabahan hina tiada berbangsa (Tambah lebih hina tidak berbangsa)

Contoh 2

Mandi ke lebung lumpur (Mandi di Sungai Lumpur)
Betimbu daun mengkudu (Bertimbah daun mengkudu)
Hangan nangis di pintu kubur (Sebab menangis di pintu kubur)
Nyedingke badan tidak beguru (Menyesalkan badan tidak berguru)

4. Pantun Perceraian

Ada tiga nilai moral dalam pantun perceraian, yaitu menepati janji, saling tolong menolong, dan sabar.

Contoh 1

Selase rompat dolom padi (Rumput selasi dalam peti)
Pinggir berigi botong dilime (Tepi berigi pohon delima)
Kekase sangkut dolom ati (Kekasih melekat dalam hati)
Kakanda kesa janganlah lame (Kakanda pergi janganlah lama)

Contoh 2

Mobil sedon tunggangan nyoya (Mobil sedan dudukan nyonya)
Di para-parai botong selase (Dicerai-cerai batang selasi)
Kite bekanti sudahlah lama (Kita berteman sudahlah lama)
Aman bebenco kenang kekase (Kalau bercerai kenang kekasih)

Contoh 3

Kendala kedala dali (Kendala, kedala dali)
Anak keong betali tige (Anak keong bertali tiga)
Aman sehari kogi kutanti (Kalau sehari biar kutanti)
Aman sebulan lame ige (Kalau sebulan biar terlalu lama)

5. Pantun Jenaka

Dalam pergaulan bermasyarakat, kita tidak akan terlepas dari sifat dasar manusia, salah satunya sifat humor. Sifat ini bagian dari bumbu dalam pergaulan, sekaligus mempunyai fungsi sarana keakraban.

Contoh 1

Ilok jolonnye kota tue (Elok jalannya di Kota Tua)
Kidau kanan bebotong sepat (Kiri dan kanan berbatang sepat)
Ilok bebini wang tue (Elok kalau bebini orang tua)
Perut kenyang ajoan dapot (Perut jadi kenyang ajaran dapat)

Contoh 2

Sayur rebung dimasak tomis (Sayur rebung dimasak tumis)
Makannya di bulan pose (Makannya di bulan puasa)
Aman dicium bujang bekumis (Kalau dicium bujang berkumis)
Enam bukan masi terase (Enam bulan masi terasa)

Contoh 3

Kapal siam kemudi besi (Kapal siam kemudi besi)
Anak cine tenggelam di laut (Boneka karam di laut)
Duduk dia serupe benci (Duduk diam sama dengan benci)
Ati di dalam guntur gemaut (Hati di dalam resah gelisah)

6. Pantun Teka-teki

Contoh 1

Aman korak (Kalau memang puan, puan cerana)
Ambil cangker di dolom peti (Ambil sebuah gelas di dalam peti)
Aman tuan bijaksana (Kalau memang tuan bijaksana)
Benotong ape tanduk boleh di kaki? (Binatang apa tanduk di kaki?)

Contoh 2

Aman kaka paca melukis (Kalau kaka bisa melukis)
Coba lukis ikan hiu (Coba lukis ikan hiu)
Aman kakak paca bebose inggris (Kalau kakak bisa berbahasa Inggris)
Ape arti kata I love you? (Apa arti kata I love you?)




(sun/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads