5 Pahlawan dari Bangka Belitung, Profil Lengkap dan Perannya

Bangka Belitung

5 Pahlawan dari Bangka Belitung, Profil Lengkap dan Perannya

Wulandari - detikSumbagsel
Rabu, 06 Nov 2024 21:00 WIB
Depari Amir
Depati Amir. Foto: dok. humas.babelprov.go.id
Pangkalpinang -

Pahlawan dari Bangka Belitung telah menorehkan jejak sejarah penting dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Para pejuang tersebut tak hanya berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga berjasa dalam mempertahankan kekayaan alam dan budaya Bangka Belitung.

Terdapat 5 tokoh pahlawan dari Bangka Belitung yang jasa-jasanya banyak dikenang oleh masyarakat, bahkan dibuatkan monumen. Lantas, siapa saja pahlawan tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Daftar Pahlawan Bangka Belitung

1. Depati Amir

Depari AmirDepari Amir Foto: dok. humas.babelprov.go.id

Dikutip dari laman Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia, Depati Amir lahir di Mendara, Pulau Bangka pada tahun 1805. Ia adalah putra dari Depati Bahrin dan Dakim. Depati Amir melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda dari tahun 1830-1851.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjuangan Depati Amir berangkat dari dua hal, yaitu untuk menuntut tunjangan bagi ayahnya tetap dibayarkan serta kasus penghinaan keluarganya. Diketahui sang ayah seharusnya mendapat sebesar 600 gulden setahun dari pemerintah Hindia-Belanda.

Namun, perjuangan Depati Amir tidak hanya karena masalah kehormatan keluarga saja. Dia juga memiliki keinginan kuat untuk memperjuangkan dan melawan eksploitasi kolonial atas kekayaan alam Bangka Belitung, terutama timah.

ADVERTISEMENT

Selama perlawanan, beliau dibantu oleh adiknya bernama Cing atau Hamzah sebagai Panglima perang dan beberapa panglima perang lainnya. Depati Amir wafat di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 28 September 1869. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman muslim Batukadera, Kupang.

Berdasarkan UU No.20 Tahun 2009, tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Pasal 2 dan Pasal 26, Depati Amir memenuhi syarat umum dan syarat khusus untuk dijadikan Pahlawan Nasional.

2. Depati Bahrin

Depati Bahrin merupakan salah satu sosok pahlawan yang mengusir penjajah di daerah Bangka Belitung. Ia pernah menjadi pemimpin yang memimpin Perang Bangka I pada tahun 1819-1828.

Depati Bahrin datang ke Pulau Bangka ketika di Banten sedang terjadi perang besar-besaran. Sedangkan di Pulau Bangka, tidak ada sosok yang mengawal pertempuran melawan Belanda.

Atas perintah sang ayah, Depati Bahrin membantu pertempuran di Bangka. Di Bangka, beliau tinggal di sebuah menara yang letaknya di hulu sungai tengah hutan. Ini dilakukannya supaya lebih mudah mengawasi pergerakan Belanda.

Selama perjuangan melawan Belanda, Depati Bahrin pernah tertangkap. Beliau wafat pada tahun 1848 dan dimakamkan di kawasan Lubuk Bunter, Jada Barin, Kabupaten Bangka. Oleh Belanda, dibuatlah beberapa makam palsu Depati Bahrin, agar jasadnya tidak bisa ditemukan.

3. Hamidah

Hamidah adalah pahlawan emansipasi wanita dari Bangka. Memiliki nama asli Fatimah, ia lahir di Muntok, Pulau Bangka pada 13 Juni 1915. Dirinya merupakan seorang pengarang perempuan Indonesia angkatan Pujangga Baru.

Ia pernah mengenyam pendidikan di Meisjes Normaalschool atau Sekolah Normal Putri di Padang Panjang, Sumatera Barat. Setelah lulus, ia kembali ke Mentok dan mengajar di Sekolah Rakyat (SR) Mentok, kemudian ia mengajar di Palembang Institut. Ia juga pernah mengajar di Universitas Taman Siswa sampai Jepang datang.

Ketika revolusi terjadi, Hamidah membuka sekolah sendiri pada tahun 1949 dan diserahkan kepada pemerintah. Melalui karya-karyanya, ia juga turut memperjuangkan hak-hak wanita yang kala itu masih dibalut dengan unsur-unsur patriarki. Ia memiliki keinginan agar perempuan bebas menentukan nasibnya sendiri. Hamidah meninggal di Rumah Sakit Charitas, Palembang pada tanggal 8 Mei 1953.

4. H.A.S. Hanandjoeddin

H.A.S. HanandjoeddinH.A.S. Hanandjoeddin. Foto: Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Letnan Kolonel Haji AS Hanandjoeddin merupakan tokoh TNI Angkatan Udara yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Belitung ke delapan pada tahun 1967 hingga 1972. Hanan lahir di Tanjung Tikar, Sungai Samak, Badau, Belitung.

Ia menempuh pendidikan di Volkschool dan melanjutkan ke Ambacht School (AS). Setelah lulus, ia mulai bekerja sebagai bank werken (pekerja teknik) di Naamloze Vennootschap Gemeenschappelijke Mijnbouwmaatschappij Billiton (NVGMB).

"A.S." pada namanya merupakan singkatan dari "Akademi Senter", gelar yang diberikan oleh Bung Karno menunjukkan sekolah tempat menempa diri (Akademi) dan Senter yang berarti pusat pelaksana.

H.A.S. Hanandjoeddin diusulkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2022 oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kepada pemerintah pusat, tetapi belum disetujui karena masih ada kekurangan berkas-berkas yang harus dilengkapi.

5. Tony Wen

Tony Wen merupakan seorang pejuang keturunan Tionghoa dan dikenal terutama saat membantu keuangan Indonesia pada era awal kemerdekaan. Tony Wen atau Boen Kin To, lahir di Sungailiat, Bangka, pada 1911. Dirinya terlahir dari keluarga berada. Ayahnya merupakan seorang kepala parit Bangka Biliton Tin Maatschappij.

Pada masa revolusi, Tony Wen dikenal sebagai pemimpin Barisan Pemberontak Tionghoa (BPTH) di Solo. Tak hanya itu saja, Tony sebagai pedagang juga turut menyediakan logistik bagi tentara Indonesia yang saat itu tengah mengalami kesulitan. Tony Wen wafat karena sakit pada 30 Mei 1963 dan dimakamkan di Menteng Pulo, Jakarta.

Itulah 5 pahlawan dari Bangka Belitung yang telah detikSumbagsel rangkum. Semoga bermanfaat.

Artikel ini ditulis oleh Wulandari, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads