Motif seragam haji 2024 terbilang spesial dan penuh makna. Sebab, seragam tersebut menggantikan motif seragam lama yang sudah digunakan sejak 2011.
Dikutip detikHikmah, Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas merilis seragam haji 2024 pada 12 Desember 2023. Seragam haji ini memiliki motif dan warna berbeda dari yang sebelumnya.
Seragam haji 2024 merupakan batik motif Sekar Arum Sari. Batik ini berwarna ungu dan terinspirasi dari melati putih, motif kawung, motif truntum, motif songket dan tenun, serta burung garuda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Filosofinya yakni puspa nasional Indonesia yang digambarkan dengan bunga melati putih sebagai simbol kesucian, keagungan, kesederhanaan, ketulusan, keindahan, dan rendah hati.
Dalam situs Kemenag, Selasa (23/4/2024), diterangkan bahwa batik seragam haji 2024 dipilih melalui Sayembara Desain Batik Jemaah Haji Indonesia, yang digelar sejak Agustus 2023. Sony Adi Nugroho memenangkan sayembara setelah mengalahkan 9 finalis lain. Sehingga desainnya ditetapkan menjadi seragam jemaah haji 2024.
"Malam ini kita meluncurkan batik baru untuk jemaah haji. Kita tahu, jemaah haji bukan hanya spiritual saja, mereka juga sekaligus menjadi duta, sepantasnya pakaian yang akan digunakan adalah pakaian yang mewakili Indonesia," ungkap Menag Yaqut saat peluncuran seragam haji, Selasa (12/12/2023).
Yang menang sayembara seragam haji 2024 mendapatkan hadiah Rp 78 juta. "InsyaAllah juga yang buat dan mendesain mendapat amal soleh dari batik yang digunakan oleh para jemaah," ungkap Gus Men, sapaan akrab Menag Yaqut.
Gus Men menilai batik bukan sekadar fesyen, tetapi juga merupakan identitas bangsa Indonesia. Batik yang diluncurkan sepatutnya mewakili dan menjadi identitas bangsa. Ia turut mencontohkan pimpinan negara yang menggunakan batik kala Gala Dinner di forum G20.
Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Hilman Latief mengatakan batik baru ini, nantinya akan menggantikan batik atau seragam haji sebelumnya yang telah digunakan sejak 2011.
"Batik sebelumnya sudah lebih 10 tahun digunakan, dan ternyata belum sepenuhnya mewakili identitas Indonesia. Banyak yang belum mengenali seragam batik Indonesia. Karena itu, kami menyelenggarakan sayembara untuk batik baru," ungkapnya.
Ia turut menjelaskan seragam batik diproduksi dengan metode cap. Produksi bakal melibatkan banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memenuhi syarat sesuai standar yang dibuat Kemenag.
"Diperkirakan per jemaah membutuhkan 3 meter kain untuk satu batik. Jadi sekitar 600 km panjangnya jika dibentangkan. Artinya akan melibatkan banyak UMKM untuk membuatnya. Ini juga bentuk kepedulian kita terhadap UMKM," ujar Hilman.
Dalam buku Ibadah Haji karya Abbas Jumadi, Hudayanur, dan Aminah Abusaman, diterangkan bahwa seragam haji batik nasional menjadi baju yang wajib dikenakan jemaah ketika kepulangan ke Indonesia. Kemudian dalam buku Doa-Zikir Haji & Umrah karya Ahmad Zayyidin Ansori dan Indriya R. Dani, seragam haji batik nasional dapat menjadi penanda jemaah agar mudah ditemukan jika tersesat.
(sun/mud)