Candi Bumiayu menjadi wisata bersejarah di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel) yang wajib dikunjungi. Candi ini merupakan salah satu warisan Kerajaan Sriwijaya yang sampai saat ini masih asri dan dirawat pemerintah.
Selain itu, candi ini juga dikenal sebagai peninggalan agama Hindu yang terdapat di pesisir sungai Lematang, tepatnya di Desa Bumiayu, Kecamatan Tanah Abang, PALI. Dilansir dari laman resmi Giwang Sumsel, Candi Bumiayu termasuk ke dalam death monument atau monumen yang ditinggalkan penduduknya tempo dulu.
Candi Bumiayu adalah satu-satunya kompleks percandian yang ada di Sumsel. Sampai saat ini, tidak kurang sembilan bangunan candi telah ditemukan dan empat di antaranya sudah dipugar, antara lain Candi Bumiayu 1,2,3,7, dan 8.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut detikSumbagsel rangkum penjelasan mengenai Candi Bumiayu. Simak yuk!
Sejarah Candi Bumiayu
Dilansir jurnal "Candi Bumiayu Sebagai Bentuk Toleransi Beragama Pada Masa Kerajaan Sriwijaya Abad XIII M" oleh Kabid Sholeh dan Wandiyo, candi ini merupakan candi peninggalan pada masa Kerajaan Sriwijaya. Kawasan ini pertama kali ditemukan pada tahun 1864 oleh E.P. Tombarink, seorang pegawai Belanda.
Candi Bumiayu bercorak Hindu dan dibangun pada abad ke 9-13 Masehi. Adapun bukti yang memperkuat bahwa candi ini bercorak Hindu adaalah ditemukannya beberapa arca seperti arca Dewa Siwa, arca Nandi, arca Agatsya, kepala Kala, arca Stamba. Selain itu juga ditemukan relief yang bercorak flora dan fauna seperti burung kakak tua yang lekat dengan candi bercorak Hindu seperti peninggalan di Jawa.
Fungsi Candi Bumiayu
Dilansir dari sumber di atas, Candi Bumiayu berfungsi sebagai sarana keagamaan umat Hindu di Kerajaan Sriwijaya. Dari temuan itu, masyarakat pada masa itu toleran antara umat beragama yang satu dengan yang lain.
Bentuk Candi Bumiayu
Dilansir situs Scrib berjudul "Naskah Rekomendasi Penetapan Percandian Bumiayu sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Provinsi", percandian ini ditemukan dengan hiasan makhluk Gaana yang berasal dari bahan terakota serta memiliki puncak bangunan yang berbentuk lingga, antefiks, dan satu arca tanpa kepala.
Daya Tarik Candi Bumiayu
Dilansir dari sumber yang sama dengan sejarah dan fungsi, Candi Bumiayu banyak ditemukan bagian-bagian yang telah runtuh. Beberapa bagian tersebut kondisinya sebagian rusak tetapi sebagian masih utuh. Contoh temuannya yaitu:
- Arca Singa, ditemukan di Candi Bumiayu 1, yang berarti binatang buas yang memiliki kekuatan besar untuk menjaga candi. Arca tersebut dalam kondisi tegap seakan-akan siap menerkam.
- Stamba/arca Candrasangkala memiliki arti sebagai penanda tahun yang terdiri atas gajah, makhluk gana, dan singa yang melambangkan tahun 818 Saka atau 896 Masehi.
- Lingga dan Yoni yang melambangkan kesuburan dalam agama Hindu.
Lokasi dan Tiket Masuk Candi Bumiayu
Dikutip situs giwang.sumselprov, Candi Bumiayu berada di desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Candi tersebut berada di tengah pemukiman masyarakat. Lokasi candi ini berjarak sekitar 85 kilometer dari Muara Enim atau membutuhkan jarak tempuh sekitar 2 jam.
Nah, bagi detikers yang ingin berkunjung ke situs ini tidak perlu mengeluarkan uang untuk tiket masuk alias gratis.
Itulah penjelasan mengenai sejarah, fungsi, bentuk, lokasi, daya tarik, dan tiket masuk. Semoga informasi ini berguna bagi detikers ya!
Artikel ini ditulis oleh Bagus Nugroho, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)