Tradisi Nganggung merupakan salah satu tradisi turun-temurun masyarakat Pulau Bangka. Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang hari besar agama Islam. Tak hanya itu, Nganggung juga biasanya dilakukan dalam rangka menyambut tamu kehormatan, merayakan panen berlimpah, hingga menjelang acara pernikahan.
Asal-usul Tradisi Nganggung
Dikutip dari situs Badan Penghubung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Nganggung adalah tradisi turun-temurun masyarakat Pulau Bangka dengan cara membawa makanan di dalam dulang (talam) yang kemudian ditutup dengan tudung saji. Dinamai Nganggung karena dulang atau talam tersebut dibawa dengan cara dianggung atau dipapah di bahu menuju masjid, surau, atau rumah warga yang punya hajat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya dalam suasana sukacita, Nganggung juga bisa dilakukan pada saat dukacita seperti saat orang meninggal. Nganggung menjadi ungkapan bela sungkawa warga kepada keluarga yang ditinggalkan.
Prosesi Tradisi Nganggung
Proses Nganggung ini diawali dengan menyiapkan makanan di dalam dulang. Makanan yang disiapkan telah disepakati sebelumnya, sehingga tidak saling berbeda setiap orang.
Lalu seorang laki-laki akan ditunjuk sebagai perwakilan dari setiap rumah untuk menganggung dulang ke tempat yang telah disepakati. Dulang harus dianggung dengan cara dipapah di bahu dengan tangan sejajar dengan bahu.
Setelah tiba di tempat tujuan, panitia akan menerima dulang dari masing-masing orang, kemudian saling ditukarkan dengan tujuan agar masyarakt bisa saling menikmati masakan orang lain.
Makna Tradisi Nganggung
Menurut masyarakat setempat, tradisi Nganggung dilaksanakan sebagai bentuk rasa kepedulian, kebersamaan, gotong royong, dan menjaga silaturahmi agar tidak terputus. Jadi, agak silaturahmi tidak terputus, bukan dengan pinjam seratus ya, detikers.
Tradisi Nganggung juga menunjukkan identitas penduduk Bangka yang memuliakan persatuan, baik antara sesama warga lokal maupun dengan pendatang.
Untuk diketahui juga, tradisi Nganggung telah melekat pada masyarakat Bangka sehingga menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan. Nganggung telah menjadi identitas masyarakat setempat, sehingga tradisi ini pun punya slogan 'Sepintu Sedulang' yang berarti satu pintu membawa satu dulang.
Artikel ini ditulis oleh Vania Dinda Azura, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(des/des)