Bangka Belitung termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang punya kebudayaan tersendiri. Ciri khas budaya Bangka Belitung di antaranya bisa dilihat dari pakaian adat yang dimiliki.
Pakaian adat adalah pakaian resmi khas suatu daerah. Pakaian ini dapat dibilang menjadi simbol khusus yang melambangkan sebuah kebudayaan.
Hal ini senada dengan yang dikatakan Marfauzi dalam bukunya yang bertajuk Seri Negara Asean: Indonesia. Di mana pakaian adat juga bisa menunjukkan identitas diri si pemakainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demikian orang mungkin akan langsung tahu bahwa seseorang berasal dari mana dan suku bangsa apa hanya dengan melihat pakaian adat yang dikenakannya.
Umumnya pakaian adat dipakai ketika memperingati peringatan dan hari besar, seperti saat ada kelahiran, pernikahan, kematian, hingga upacara adat dan keagamaan.
Begitu juga dengan pakaian adat Bangka Belitung yang biasanya kerap dikenakan di kala acara pernikahan.
Asal-usul Pakaian Adat Bangka Belitung
Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, Paksian adalah nama dari pakaian adat Bangka Belitung. Pakaian ini merupakan busana pengantin yang menjadi ciri khas kebudayaan wilayah tersebut.
Pakaian Paksian disebut sebagai hasil akulturasi dari budaya Arab, Cina, dan Melayu.
Pada mulanya, konon ada saudagar Arab yang berdagang di kawasan Bangka dan menikah dengan perempuan Tionghoa di sekitar Kota Muntok. Melalui pernikahan ini, mereka mengenalkan busana pengantin perpaduan budaya Arab dan Cina.
Lantaran dinilai cantik dan menarik, masyarakat Bangka Belitung mulai mengenakan pakaian yang sama saat berlangsung pernikahan. Tapi, mereka memadukan kembali busana tersebut dengan corak kebudayaan setempat.
Meski dikenal dengan nama Paksian, ada juga yang menamakan pakaian adat Bangka Belitung dengan sebutan baju Seting dan kain Cual.
Ciri Khas Pakaian Adat Bangka Belitung
Menukil Ensiklopedi Seni dan Budaya: Pakaian Adat Nusantara oleh R. Toto Sugiharto, berikut ciri khas pakaian adat Bangka Belitung:
1. Pakaian Adat Bangka Belitung Wanita
Para wanita memakai busana adat bagian atasan yang dikenal dengan baju Seting. Baju ini berupa baju kurung biasa berwarna merah yang terbuat dari kain beludru atau kain sutra.
Untuk bawahannya, perempuan memakai kain Cual. Disebut juga kain Lasem atau kain Besusur.
Kain Cual merupakan kain asli dari Bangka Belitung yang dibuat dengan metode tenun ikat. Motif pada kain cual pun terbagi dua; corak penuh (motif Penganten Bekecak) dan ruang kosong (motif Jande Bekecak).
Setelan pakaian adat pada wanita juga dilengkapi dengan sejumlah aksesoris untuk mempercantik tampilan. Seperti mahkota emas dengan ornamen khusus, teratai atau penutup dada, tutup sanggul, kalung anting panjang, sepit udang untuk di telinga, gelang pending untuk ikat pinggang, dan hiasan ronce melati.
2. Pakaian Adat Bangka Belitung Pria
Kaum pria yang mengenakan baju adat ketika menjadi pengantin di acara pernikahan, biasanya menggunakan jubah panjang sebatas lutut yang khas berwarna merah tua. Jubah ini dilengkapi dengan selendang atau selempang yang disampirkan pada bahu kanan.
Adapun bawahan, mereka mengenakan celana panjang yang juga berwarna merah dan berbahan beludru. Baik jubah dan celananya, busana adat yang digunakan kaum pria bermotif dan memiliki pernik sama dengan pakaian wanita.
Untuk alas kakinya juga khusus, para pria memakai pending selop atau sandal Arab.
Itulah penjelasan mengenai pakaian adat Bangka Belitung untuk pria dan wanita.
(des/fds)