Ini Dia 7 Senjata Tradisional Asal Sumatera Selatan

Ini Dia 7 Senjata Tradisional Asal Sumatera Selatan

Shafa Aulia Nursani - detikSumbagsel
Rabu, 07 Jun 2023 23:50 WIB
Senjata tradisional
Foto: Getty Images/iStockphoto
Palembang -

Provinsi Sumatra Selatan juga dikenal dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena merupakan pusat kerajaan Sriwijaya.

Oleh karena itu, berkembang beberapa senjata tradisional, baik yang dipakai untuk peperangan maupun dalam untuk perlindungan kehidupan sehari-hari.

Senjata tradisional Sumatra Selatan memiliki bentuk dan makna yang berbeda beda. Meski begitu, masih banyak senjata tradisional yang bertahan hingga saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senjata Tradisional Asal Sumatera Selatan

Dilansir dari buku "Senjata Tradisional Daerah Sumatera Selatan" karya Drs. Eddy Ramlan, berikut daftar senjata tradisional Sumatra Selatan:

1. Keris Palembang

Keris merupakan senjata tradisional yang ada di beberapa daerah, salah satunya adalah Palembang, Sumatra Selatan.

ADVERTISEMENT

Keris asal Palembang ini memiliki ciri khas tersendiri. Besi yang dipakai dalam pembuatan keris adalah besi ringan yang berasal dari Kabupaten Lahat dekat desa Bunga Mas.

Ciri khas lainnya adalah keris ini memiliki gagang dari kayu keras atau gading yang berbentuk menyerupai kepala burung. Keris Palembang dibalut dengan sarung yang berbentuk perahu bidar yang melambangkan kejayaan kerajaan Sriwijaya.

Keris Palembang memiliki beberapa bentuk mulai dari yang datar, mata rata, mata gurat, dan lok yang bergelombang. Sejak dulu, keris menjadi simbol keagungan para bangsawan. Namun kini keris hanya dipakai sebagai aksesori dari pakaian adat.

2. Siwar

Siwar merupakan golongan senjata pusaka yang dipercaya sebagai warisan turun temurun dari leluhur. Oleh karena itu, siwar hanya dimiliki oleh para ahli desa dan tetua adat.

Para pemilik siwar mengatakan bahwa siwar yang mereka miliki adalah "kimpalan mekam" yang artinya siwar mereka berasal dari keluarga pandai besi di desa Mekam yang ada di Sumatra Selatan.

Siwar berukuran kecil sekitar 15 - 30 cm dan hanya memiliki satu mata. Siwar memiliki punggung yang tebal sehingga senjata ini tidak akan mudah patah. Kegunaan dari siwar pada zaman dahulu adalah khusus untuk menyerang musuh sebab senjata ini sangat runcing.

Saat ini senjata siwar memiliki fungsi sosial yang digunakan sebagai senjata tusuk dalam olahraga bela diri silat dan menjadi kelengkapan pakaian adat.

3. Skin

Senjata tradisional yang satu ini juga merupakan senjata pusaka yang sedikit info atas asal usulnya. Skin memiliki bentuk yang melengkung dan berukuran kecil sekitar 25-30 cm sehingga mudah digenggam.

Ada skin yang berukuran lebih kecil sekitar 10-15 cm dan biasa disebut "taji ayam". Sehingga skin hanya bisa dipakai saat musuh dalam jarak dekat dan keadaan terpaksa.

Senjata ini merupakan hasil akulturasi antara budaya Tionghoa dan budaya Melayu. Skin juga dipercaya sebagai senjata yang keramat karena memiliki kekuatan magis. Maka dari itu, skin saat ini begitu dijaga keberadaannya.

4. Klewang

Klewang merupakan senjata tradisional Sumatra Selatan yang kini sudah langka. Hal ini karena klewang sudah tidak lagi diproduksi oleh para pengrajin besi. Saat ini, kelewang hanya ada beberapa di desa-desa dan dipelihara dengan baik.

Klewang pernah dibeli oleh pria Inggris bergelar Marquess of Hertford pada tahun 1869 dari pasar lelang di kota Paris. Tak disangka, kelewang ini merupakan senjata tradisional hingga akhirnya dipajang di museum Wallace, London.

Bentuknya cukup mirip dengan pedang, tetapi klewang memiliki ciri khas besi lempengan yang melengkung dan menyatu dengan gagangnya.

Lempengan tersebut berfungsi untuk menahan besi agar tidak mudah lepas. Ukuran klewang cukup besar sekitar 70 cm dengan panjang gagang kira-kira 10 cm.

Klewang juga dipercaya sebagai senjata keramat yang punya nilai magis. Oleh karena itu klewang sekarang digunakan sebagai pelindung rumah dan penjaga dari gangguan pencuri dan makhluk halus. Hal tersebut menunjukkan pergeseran fungsi dari alat peperangan menjadi benda keramat.

5. Tumbak

Berikutnya ada tumbak yang merupakan senjata tradisional Sumatra Selatan. Di sebagian tempat, senjata ini disebut sebagai "linggis".

Saat ini jumlah senjata tumbak sudah tidak banyak lagi dan hanya dimiliki oleh tokoh-tokoh masyarakat.

Ada dua jenis tumbak, tumbak yang menjadi senjata pusaka dan yang non pusaka.

Senjata tumbak pusaka dibuat oleh orang terdahulu dan diyakini memiliki nilai gaib yang kuat. Sedangkan senjata tumbak non pusaka dibuat oleh pengrajin besi dan terbuat dari besi biasa.

Tumbak memiliki ukuran yang panjang dengan mata pisau yang gepeng dan lurus.

Panjang mata berkisar sekitar 25 - 30 cm dengan lebar 5 cm. Sedangkan panjang gagang tumbak ini bisa mencapai 1,5 - 1,7 meter. Senjata ini termasuk ke dalam jenis senjata lempar.

6. Pisau Ulu Pandak

Senjata yang satu ini merupakan senjata khas dari daerah Kabupaten Musi Rawas dan hanya terdapat di daerah tersebut. "Ulu" artinya gagang dan "pandak" artinya pendek. Jadi pisau ulu pandak adalah pisau bergagang pendek.

Senjata ini tergolong sebagai senjata yang banyak dibuat oleh pengrajin besi. Sedangkan untuk bagian gagang biasanya dibuat oleh sendiri menyesuaikan selera.

Pembuatan gagang dan sarung tidak sulit tapi perlu keahlian khusus dalam mengikat utas agar tidak putus.

Ukuran pisau ulu pandak tidak terlalu besar, kurang lebih sama dengan pisau tukang sepatu. Pada bagian ujung gagang terdapat lubang untuk memasukan tali atau rantai.

Senjata ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk meraut bambu, atau memotong kayu kecil.

7. Tulup

Tulup adalah senjata tiup yang digunakan untuk menyerang musuh ataupun berburu burung di hutan.

Senjata ini sekarang sudah langka dan jarang dipakai. Hal ini dikarenakan kekuatan senjata bergantung pada daya tiup si pengguna.

"Tulup" dalam bahasa daerah Sumatera Selatan berarti tiup. Sehingga diyakini senjata tulup ini berasal dari Sumatera Selatan.

Tulup terbuat dari bambu yang lubangnya berdiameter 1 cm. Bentuk tulup ini bulat dengan panjang 2 - 3 m.

Itulah 7 senjata tradisional dari Sumatera Selatan. Beberapa di antaranya sudah langka lho, detikers.




(des/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads