Indonesia memang terkenal akan keragaman budayanya. Keragaman ini menghasilkan variasi kesenian dari berbagai daerah di Indonesia. Seni tari menjadi salah satu keunikan dari keragaman budaya di Indonesia.
Tarian daerah Sumatra Selatan ada banyak jenisnya. Setiap tarian memiliki cerita, tujuan, dan latar belakangnya masing-masing. Variasi tarian daerah Sumatera Selatan membuatnya menjadi indah dan unik.
Simak 7 tarian daerah Sumatra Selatan serta penjelasannya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarian Daerah Sumatera Selatan
Sumatra Selatan tidak hanya terkenal akan kecantikan pakaian adat maupun keunikan rumah adatnya. Tarian daerah Sumatera Selatan juga indah dan unik dengan latar belakangnya masing-masing.
Berikut ini adalah 7 tarian daerah Sumatera Selatan serta penjelasannya.
1. Tari Gending Sriwijaya
![]() |
Tarian daerah Sumatra Selatan ini cukup populer dan sering digunakan untuk menyambut tamu penting. Tepak berupa kotak berisi kapur sirih dipersembahkan oleh penari kepada tamu melalui Tari Gending Sriwijaya.
Tari Gending Sriwijaya sebelumnya dipentaskan oleh sembilan orang penari. Namun, kini tarian ini hanya dipentaskan oleh empat hingga lima penari saja.
Tari Gending Sriwijaya diciptakan pada tahun 1943 hingga 1944 atas permintaan dari pemerintah era penjajahan Jepang untuk menyambut tamu yang datang berkunjung ke Sumatra Selatan.
Sejumlah konsep dikumpulkan oleh pencipta dengan mengambil unsur-unsur tari adat Palembang yang sudah ada sebelumnya.
2. Tari Erai-Erai
![]() |
Tari Erai-Erai merupakan salah satu tarian daerah Sumatra Selatan. Tarian ini berkembang di tengah-tengah etnik Lematang.
Tari Erai-Erai menceritakan kegembiraan ketika masa panen padi. Erai-Erai sendiri memiliki arti serai serumpun, yang melambangkan meski bercerai-berai tetapi tetap satu ikatan.
Tarian daerah Sumatera Selatan ini populer sejak tahun 1950-an. Tari Erai-Erai diiringin dengan sejumlah instrumen musik akustik yang indah melengkapi tarian ini.
Baju Kurung Panjang sebagai pakaian adat digunakan ketika Tari Erai-Erai dipentaskan lengkap dengan kain tumpal perahu, pending, anting-aning, serta aksesoris lainnya.
3. Tari Tanggai
![]() |
Tari Tanggai adalah salah satu tarian daerah khas Sumatra Selatan yang berasal dari Palembang. Tarian ini berkembang hingga ke seluruh Sumatera Selatan.
Tari Tanggai merupakan tarian yang sudah ada sejak abad ke-5 Masehi. Tarian ini ditujukan sebagai persembahan bagi Dewa Siwa dengan membawa sesajen berisi buah dan aneka ragam bunga.
Tari Tanggai dahulu dikategorikan sebagai tarian yang sakral. Hal ini karena Tari Tanggai merupakan tarian persembahan.
Namun, memasuki tahun 1920, Tari Tanggai ditujukan untuk mencari jodoh oleh para orang tua di Palembang dan disebut sebagai Rasan Tuo.
4. Tari Kebagh
![]() |
Tari Kebagh merupakan tarian daerah Sumatera Selatan yang sangat populer di daerah Besemah pada zaman dahulu. Pada tahun 1940-an, tarian ini sempat dilarang untuk dipentaskan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Tari Kebagh merupakan tarian yang dipentaskan untuk menyambut tamu. Tarian ini sering dipentaskan pada acara resmi seperti resepsi pernikahan. Tari Kebagh diciptakan untuk memberikan hiburan dengan diiringi kenong dan rehab.
5. Tari Sambut Silampari
![]() |
Tarian daerah Sumatra Selatan berikutnya adalah Tari Sambut Silampari. Tarian ini berkembang pada tahun 1950-an di Sumatera Selatan. Tari Sambut Silampari biasanya dipentaskan dalam suatu hajatan.
Dalam pementasan tarian ini, konon para tetua kampung dengan kekuatan supranatural memanggil peri dari kahyangan untuk turun ke bumi dan menghibur masyarakat pada hajatan tersebut. Setelah selesai menari, peri-peri tersebut akan kembali ke asalnya.
6. Tari Begambo
![]() |
Tari Begambo diciptakan oleh seorang seniman asal Kecamatan Babat Toman, Dusun Toman. Tarian daerah Sumatra Selatan satu ini mengisahkan kebiasaan masyarakat Toman dalam mengelola tanaman gambo.
Melalui tarian ini, diceritakan bagaimana proses mengelola gambo mulai dari menanam, merawat, hingga memanen hasil gambo seperti yang biasa dilakukan oleh masyarakat Toman. Gambo sendiri merupakan tanaman dengan beragam khasiat seperti obat flu bagi ibu dan bayi.
7. Tari Tepak Keraton
![]() |
Pada tahun 1966, Hj. Anna Kumari menciptakan Tari Tepak Keraton untuk menyambut tamu agung Bridgen Ishak Juarsa, Panglima Kodam IV Sriwijaya. Diciptakannya tarian ini karena pada saat itu, Tari Gending Sriwijaya dilarang untuk ditampilkan.
Kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam menjadi inspirasi dari Tari Tepak Keraton. Dulu, terdapat keraton megah yang didirikan oleh Gde Ing Suro di lingkungan Benteng Kuto Gawang.
Tari Tepak Keraton pertama kali dipersembahkan di Jl. Tasik Palembang dengan menyerahkan kapur sirih kepada Bridgen Ishak Juarsa selaku Panglima Kodam IV Sriwijaya yang baru.
Itulah 7 tarian daerah Sumatera Selatan dengan kecantikan dan keunikannya masing-masing. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(des/inf)