Produsen Cincau Hitam di Palembang Banjir Orderan Selama Ramadan

Sumatera Selatan

Produsen Cincau Hitam di Palembang Banjir Orderan Selama Ramadan

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Minggu, 16 Mar 2025 08:31 WIB
Produksi cincau hitam di Palembang.
Foto: Produksi cincau hitam di Palembang saat banjir orderan selama Ramadan. (Welly Jasrial Tanjung)
Palembang -

Cincau hitam merupakan salah satu makanan penutup atau minuman yang selalu diburu masyarakat setiap Ramadan tiba. Minuman ini yang memiliki tekstur lembut dan kenyal ini sering kali dipadukan dengan beragam varian es.

Berbicara soal cincau hitam, di Palembang ada tempat pembuatan cincau hitam di Jalan Putri Rambut Selako, Kecamatan Ilir Barat (IB) II yang sudah memproduksi cincau hitam selama 3 tahun terakhir. Masyarakat sekitar mengenal produsen rumahan tersebut dengan Ahmad Cincau.

Rumah produksi cincau hitam ini merupakan rumah produksi tahu putih. Tapi saat Ramadan, Ahmad juga membuat cincau hitam yang sudah berjalan hampir tiga tahun belakangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat detikSumbagsel berkunjung ke pembuatan cincau rumahan milik Ahmad, terlihat sejumlah pegawai laki-laki mondar-mondar bergantian membawa cincau hitam dari wadah tong yang sudah dicetak. Loyang-loyang plastik yang berisi cincau hitam tersebut dijejerkan menumpuk di atas lantai sembari didinginkan.

"Produksi cincau hitam ini sudah berjalan sejak tiga tahun ini. Dan pembuatan cincau hitam ini hanya dilakukan saat Ramadan saja kalau hari biasa produksi tahu putih," kata pegawai Ahmad cincau hitam, Irfan, Jumat (14/3/2025).

ADVERTISEMENT

Irfan menjelaskan cincau hitam ini dibuat dari daun cincau yang dikirim dari Pulau Jawa. Daun tersebut kemudian diproses dengan cara direbus hingga air mendidih. Setelah masak, kemudian rebusan daun disaring dan diperas hingga mendapatkan sarinya.

"Daun cincau dari Jawa, jadi kita rebus, yang kemudian sarinya dimasak dalam tong sekitar 30 menit dan dicampur sagu, aduk rata dan tunggu hingga masak lalu dicetak dalam loyang persegi," bebernya.

Menurutnya, produksi cincau meningkat setiap Ramadan. Dalam seharinya, pabrik cincau Ahmad ini bisa memproduksi hingga 600 loyang cincau yang akan dijual ke Pasar Jakabaring dan juga ada yang ambil ke pabrik.

Cincau hitam ini dimasak dalam tong besar yang setiap tong cukup hingga 150 loyang. Proses masak cincau hingga benar-benar siap dijual butuh waktu tiga jam.

"Kita ada empat tong besar untuk menampung loyang-loyang yang sudah berisi adonan cincau dari sari yang sudah dicampur sagu," ujarnya.

Irfan menyebut, produksi dan penjualan cincau saat bulan puasa naik signifikan, karena cincau jadi takjil khas yang kerap diburu masyarakat Palembang. Berbeda jika hari biasa atau hari normal yang memproduksi dua tong cincau hitam.

"Kita kirimnya ke Pasar Induk Jakabaring karena sudah ada langganan di sana. Ada juga yang beli ke pabrik. Untuk harganya hanya Rp 20 ribu per loyang sementara saat hari normal dijual Rp 15 ribu per loyang," tuturnya.

Selama proses masak cincau, hambatan hanya saat hujan turun.

"Sebab, cuaca dingin, susah memanaskan api, karena pabrik ini masih menerapkan cara tradisional pakai bara dan kayu bakar untuk memasaknya," pungkasnya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads