Pejuang Jalanan 'Penikmat' Tol Trans Sumatera

Sumatera Selatan

Pejuang Jalanan 'Penikmat' Tol Trans Sumatera

Welly Jasrial - detikSumbagsel
Minggu, 03 Mar 2024 23:00 WIB
Penampakan Gerbang Tol Prabumulih
Penampakan Gerbang Tol Prabumulih (Foto: Dok Hutama Karya)
Palembang -

Andre Rahayu (46), seorang sopir Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) duduk santai sambil menikmati angin malam dan secangkir kopi di sebuah warung. Andre terlihat sedang mengobrol santai dengan rekan sejawat sesama sopir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Ya, Andre baru saja tiba di Jakarta usai mengantar puluhan penumpang Palembang-Jakarta.

Andre tersenyum ramah saat diajak berbincang. Raut wajahnya menunjukkan kebahagiaan lantaran selamat sampai tujuan mengantar para penumpangnya.

"Saya baru sampai Jakarta dan ini lagi istirahat sambil ngobrol santai dengan teman- teman," katanya pada detikSumbagsel, Minggu (3/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andre menuturkan ia sudah 16 tahun menjadi sopir AKAP dengan Rute Palembang-Jakarta, Palembang-Bandung dan Palembang-Yogyakarta. Andre merasa bahagia setelah pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), karena dapat bekerja dengan tenang dan waktu juga lebih cepat dari biasanya.

"Sudah 16 tahun saya menjadi sopir dari anak masih kecil sekarang sudah kuliah. Alhamdulillah, sejak dibangunnya JTTS ini kami para sopir Jalinsum ini lebih aman dan nyaman," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Melewati jalan mulus dan tanpa adanya hambatan, membuat Andre bahagia. Pasalnya setelah ada JTTS tak ada lagi rasa was-was yang menghantui saat membawa penumpang dari Palembang-Jakarta atau sebaliknya.

"Dulu sebelum dibangun jalan tol, setiap akan melintas di jalan Pematang OKI hingga menuju Bakaheuni Lampung itu selalu was-was. Takut dipalak, diranjau dan ditodong. Belum lagi kalau kita melintas, kaca dilempar, mereka juga minta bukan Rp 1.000 - 5.000 tapi lebih dari itu. Mereka bukan 1 atau dua orang, kita diajaknya ke hutan ternyata di hutan rame, kita harus memikirkan keselamatan penumpang," katanya.

Selain rintangan berupa pemalakan hingga penodongan, perjalanan dari Palembang-Jakarta bisa menempuh waktu 10-12 jam.

"Dulu itu kalau bawa mobil harus gantian misal dari Jakarta ke Merak nanti ganti lagi dengan teman dari merak ke Bandar jaya, nanti ganti lagi. Terus sampai Palembang bisa pukul 09.00 WIB pagi tapi sekarang amplosannya cuma sekali aja terus sampai Palembang juga cepat pukul 00.00 WIB itu udah sampai Palembang,kalau pun telat pukul 02.00 dini hari itu paling telat," tuturnya.

Menurut Andre, keselamatan penumpang adalah nomor satu. Penumpang selamat sampai tujuan tiba di Jakarta atau Bandung atau pun Yogyakarta adalah tanggung jawab yang cukup besar.

Lewat tol adalah pilihan yang sangat bijak. Pasalnya jika melewati jalan lain, ada risiko yang harus ditanggung.

Salah satu ruas Jalan Tol Trans SumateraSalah satu ruas Jalan Tol Trans Sumatera Foto: Dok Hutama Karya

Misal salah memilih jalan, membuat waktu tempuh lebih lama. Kalau sampai tujuannya lebih lama, waktu penumpang akan terbuang dengan sia-sia.

"Kalau salah memilih jalan kita bisa dimarahi karena harus memikirkan waktu penumpang. Tapi kalau ada yang rusak mobil di jalan itu beda lagi karena bukan kita yang salah," imbuhnya.

Bagi Andre, dengan adanya JTTS ini berkah tersendiri karena lebih aman lebih cepat dan tidak perlu khawatir saat bekerja membawa para penumpang sampai ke tujuan.

Sementara itu, Pengamat kebijakan publik dari Universitas Sriwijaya Palembang, Prof Alfitri mengatakan dibangunnya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sangat menunjang perekonomian daerah.

"Hadirnya JTTS sangat positif dan menunjang ekonomi karena peningkatan dan pertumbuhan ekonomi cukup cepat antar provinsi," ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya JTTS membantu peningkatan konektivitas dan pergerakan masyarakat di Pulau Sumatera, sehingga dapat mengembangkan potensi ekonomi yang ada.

"Meningkatnya pergerakan masyarakat juga akan berdampak pada peningkatan transaksi ekonomi dan perdagangan," ungkapnya.

Dibangunnya jalan tol telah memangkas waktu tempuh secara signifikan dibandingkan sebelum adanya jalan tol di Sumatera. Selain itu, akses jalan tol dinilai mampu meningkatkan perdagangan antar daerah dan antar pulau di Indonesia.

"Misalnya, perdagangan dari Lampung ke Palembang sudah lancar sekali. Bahkan pergerakan orang juga sudah lancar karena perjalanan yang cukup singkat," imbuhnya.

Genap satu dekade, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) menerima penugasan dari pemerintah untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.

Saat ini, Hutama Karya sudah membangun kurang lebih 1.021,5 km ruas tol, dan menghubungkan hampir seluruh wilayah di Sumatera, mulai dari Lampung-Aceh (backbone), ruas sirip (feeder) dari Timur-Barat dan sebaliknya meliputi Palembang-Bengkulu, Pekanbaru-Padang, dan dari Medan-Pematang Siantar dengan total panjang 681 km tol yang telah beroperasi.

Pembangunan JTTS yang kian progresif selama 4 tahun terakhir ini tidak terlepas dari dukungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Tol Limapuluh-Kisaran bagian Tol Trans SumateraTol Limapuluh-Kisaran bagian Tol Trans Sumatera Foto: Dok. PT Hutama Karya (Persero)

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Tjahjo Purnomo menjelaskan kehadiran JTTS memiliki efek berganda "multiplier effect" bagi Sumatra, hal ini dapat dilihat dari munculnya perekonomian baru di sejumlah wilayah.

"Seperti contoh di Lampung atau Palembang, kenaikan pemanfaatan penggunaan listrik dan juga meningkatnya jumlah uang yang beredar menjadi salah satu bukti dalam meningkatnya pertumbuhan (ekonomi) itu," ujarnya.

Tidak hanya itu, kepadatan lalu lintas yang sering terjadi di Jalan Nasional atau Jalan Lintas Sumatera juga menjadi alasan urgensi dari konektivitas bebas hambatan yang dapat memperlancar distribusi arus barang dan kendaraan, sehingga dapat memangkas biaya logistik secara efektif.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads