Tren properti di Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya di Palembang diprediksi merangkak naik di tahun 2024 ini. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi bergerak positif.
"Kita yakin peluang properti meroket. Apalagi setelah 14 Februari 2024 (Pemilu), properti take off," ujar CEO In.come Realty Endang Wierono, dalam kegiatan Awarding and launching Mj Academy, Minggu (21/1/2024).
Endang mengatakan bahwa properti sempat tertahan karena Covid-19 pada 2020. Pada tahun ini diperkirakan properti di Sumsel, khususnya Palembang tumbuh hingga 20 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kira-kira pertumbuhan properti take off (pertumbuhan) more than 20 persen," ungkapnya.
Menurutnya, kebangkitan sektor real estate di Sumsel juga didongkrak dengan mencetak realtor dan broker yang memiliki kualitas. Sehingga market properti kian dipercaya. Selain broker memerlukan sertifikasi, pialang real estate harus membangun keterampilan lewat praktik di akademi.
"Realtor punya wadah komunitas mencetak calon investor real estate menghasilkan talent project dengan kerja sama Mj Academy. Kehadiran Mj Academy, kita punya mimpi memiliki talenta realtor bersikap rendahan hati," ujarnya.
Sementara itu, CEO Mj Academy, Mathius Jusuf mengatakan, pasar properti dalam lima tahun terakhir tumbuh fluktiatif dan bersifat simetri. Siklus bisnis real estate berkembang naik turun sesuai permintaan dan kebutuhan dengan konsep penjualan mengikuti keinginan pembeli maupun pedagang.
"Siklus properti seimbang, up and down, kalau dalam lima tahun down, ke depannya akan up juga lima tahun, bersifat simetri," jelasnya.
Mathius menuturkan, pelaku bisnis properti pun optimis sektor real estate mengalami kebangkitan secara nasional setelah Pemilu 2024 didukung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5 persen yang dibandingkan dengan negara lain masih minus.
"Properti akan bangkit 100 persen setelah pemilu ini karena akan banyak project-project baru," ujarnya.
Mathius menambahkan, bisnis properti yang masih Ditanggung Pemerintah (DTP) lewat insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) agar konsumsi pembelian meningkat dan insentif PPN senilai 11 persen untuk bangunan perumahan diharapkan dapat mendorong millenial dan Gen Z memiliki investasi properti sejak dini.
"Meski di Indonesia kita mengalami (pertumbuhan bisnis properti) keterlambatan 10 tahun, tapi diharapkan insentif pemerintah ke depannya, lewat properti ekonomi kita bisa multi player effect," ujarnya.
(csb/csb)