Produksi Karet Sumsel Rendah, Gapkindo Dorong Adanya Kebijakan Khusus

Sumatera Selatan

Produksi Karet Sumsel Rendah, Gapkindo Dorong Adanya Kebijakan Khusus

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Rabu, 20 Des 2023 12:20 WIB
Petani memanen getah karet di perkebunan kampung Durian, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, Rabu (29/11/2023). Menurut petani setempat harga karet mentah di tingkat pengepul mengalami penurunan dari Rp9.500 per kilogram menjadi Rp7.000 per kilogram. ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/aww.
Ilustrasi karet (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD IZFALDI)
Palembang -

Meski memiliki area perkebunan karet yang luas, nyatanya produksi karet di Sumatera Selatan masih rendah. Saat ini Sumsel memiliki sekitar 3 juta hektar perkebunan karet dengan ekspor produksi karet dominan ke negara Amerika dan Jepang.

"Sumsel belum mampu memproduksi karet 1 juta ton per hektar. Hal inilah yang mempengaruhi pendapatan petani karet masih rendah," kata Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Alex K Eddy dalam kegiatan South Sumatra Economic Outlock 2024, Selasa (19/12/2023).

Berdasarkan data yang diterima Gapkindo Sumsel, produksi karet baru 1,7 ton per tahun pada akhir 2023 untuk seluruh hasil produksi dari perkebunan di Sumsel. Pencapaian produksi karet masih rendah hal ini dipengaruhi banyaknya penyakit pohon tua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga karet belum menunjukkan angka yang baik. Masalahnya produktivitas karet di Sumsel rendah karena kualitas getah turun 30-40 persen akibat kurangnya pupuk dan pemerintah tidak memberikan pupuk subsidi untuk komoditi karet," ungkapnya.

Gapkindo Sumsel masih mencari solusi terbaik untuk menjawab tantangan produktivitas dan kualitas karet soal teknik peremajaan optimal dengan memberikan pupuk yang baik untuk mengatasi penyakit daun hingga ke akar.

ADVERTISEMENT

"Masalahnya pupuk di tingkat petani, mereka sulit mencari pupuk yang bagus. Selain pengaruh kelangkaan pupuk dan harga pupuk yang cukup mahal," tuturnya.

Dikatakan Alex, Gapkindo Sumsel berharap pemerintah bisa membuat kebijakan khusus terhadap ketersediaan pupuk bersubsidi agar peremajaan komoditas karet maksimal dan dapat mendorong komoditas karet masuk dalam komoditi strategis subsidi.

"Kita terus melakukan sosialisasi pengadaan pupuk. Harapannya supaya penyakit daun bisa diatasi. Selama ini masalah penyakit tidak diatasi sampai akar," pungkasnya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads