Harga Daging Sapi di Palembang Merangkak Naik, Capai Rp 140.000/Kg

Sumatera Selatan

Harga Daging Sapi di Palembang Merangkak Naik, Capai Rp 140.000/Kg

Muhammad Alyuda Tri Utama, Rika Amelia - detikSumbagsel
Senin, 22 Des 2025 23:20 WIB
Harga Daging Sapi di Palembang Merangkak Naik, Capai Rp 140.000/Kg
Foto: Harga daging sapi di Pasar KM 5 Palembang mencapai Rp 140.000/Kg jelang Nataru. (Muhammad Alyuda Tri Utama)
Palembang -

Menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kota Palembang mulai merangkak naik. Harga daging sapi tersebut tercatat mencapai Rp 140.000 per kilogram.

Berdasarkan pantauan detikSumbangsel di Pasar KM 5 dan Pasar Gubah 1 di Kota Palembang pada Senin (22/12/2025), harga daging sapi mencapai Rp 140.000 per kilogram, naik dari harga sebelumnya hanya Rp 130.000 per kilogram.

"Paling naiknya sedikit sekitar Rp 10.000, sebelumnya Rp 130.000," ungkap Lis (40), salah satu pedagang daging sapi di Pasar KM 5 Palembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kenaikan harga ini diduga dipicu oleh meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Nataru. Meski harganya naik, permintaan masyarakat tetap stabil.

Lis menyebut karena kenaikan harga daging sapi inilah juga maka modal yang harus dikeluarkan pedagang juga naik. "Karena harga beli dari rumah potong juga naik," katanya.

ADVERTISEMENT

Selain di Pasar KM 5, kenaikan harga daging sapi juga terjadi di Pasar Gubah 1 Kota Palembang. Sukima (56), salah satu pedagang daging sapi di Pasar Gubah 1 mengatakan harga daging sapi di sana tertinggi mencapai Rp 150.000/kg.

"Sekarang harga daging sapi stabil, sekitar Rp 140.000 sampai Rp 150.000 per kilogramnya," ujarnya, Jumat (19/12/2025).

Dia memperkirakan harga daging sapi dapat terus merangkak naik seiring mendekati puncak Nataru.

"Ya prediksi kami sih, bisa naik sampai dekat Natal dan saat mendekati tanggal 1," tukasnya.

Selain harga daging sapi, sejumlah sayur juga merangkak naik. Pedagang cabai di Pasar 26 Ilir, Baharudin (49) mengatakan, jika kenaikan harga cabai saat ini tidak sepenuhnya disebabkan karena adanya perayaan Nataru, tetapi karena curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini.

"Harga cabai saat ini lumayan tinggi, hal ini dikarenakan faktor cuaca bukan karena Nataru. Jika curah hujan tinggi kapal akan susah menyeberang jadi sampainya juga telat, itu yang menyebabkan stok cabai menumpuk dan busuk jadi modalnya juga naik," ujarnya.

"Kondisi tersebut berdampak langsung pada para pedagang, karena tingginya modal membuat kami terpaksa menjual dengan harga yang lebih mahal, sehingga jumlah pembeli pun jadi berkurang dan mempengaruhi pendapatan," tambahnya.

Pedagang cabai lainnya di Pasar 26 Ilir, Udin (42), juga mengatakan jika harga cabai saat ini sudah mulai turun namun jika nanti cuaca kembali ekstrem maka harga cabai kemungkinan juga bisa naik lagi.

"Harga cabai 3 hari ini sudah mulai turun sedikit sebelumnya Rp 60.000 sekarang sudah turun jadi Rp 55.000, faktor naik turunnya harga ini disebabkan karena cuaca intinya tergantung stok barang jika barangnya banyak harganya turun jika stoknya sedikit harganya juga bakal naik lagi," ujarnya.

Pedagang sayuran di Pasar 26 Ilir, Eja (22) mengatakan harga sayuran juga mengalami lonjakan akibat cuaca ekstrem ini.

"Harga sayur akhir-akhir ini lumayan mahal karena curah hujan yang tinggi, jadi sayur banyak yang busuk, seperti terong ini saja biasanya Rp 5.000/kg sekarang sudah Rp 8.000/kg. Harapannya semoga cuaca segera membaik agar penjualan kami para pedagang kembali lancar dan harga pangan kembali stabil," tutupnya.




(dai/dai)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads