Sinopsis Film Danyang Wingit Jumat Kliwon: Ilmu Hitam, Tumbal dan Dendam

Sinopsis Film Danyang Wingit Jumat Kliwon: Ilmu Hitam, Tumbal dan Dendam

Annisaa Syafriani - detikSumbagsel
Rabu, 19 Nov 2025 07:30 WIB
Danyang Wingit
Ilustrasi film Danyang Wingit Jumat Kliwon (Foto: Dok. Ist)
Palembang -

Genre horor di layar lebar Indonesia kembali hadir dengan sentuhan kearifan lokal yang cukup kental Film terbaru berjudul Danyang Wingit Jumat Kliwon akan menjadi tontonan wajib bagi para pecinta genre mistis.

Film Danyang Wingit Jumat Kliwon menggabungkan elemen budaya Jawa klasik dengan teror supernatural. Disutradarai oleh Agus Riyanto, film ini tidak hanya menawarkan jump scare biasa tetapi juga membawa penonton menyelam ke dalam mitos dan praktik ilmu hitam yang menyelimuti dunia pewayangan.

Dibintangi oleh jajaran aktor papan atas seperti Celine Evangelista, Fajar Nugra, Whani Darmawan, dan didukung oleh aktris senior Djenar Maesa Ayu. Berikut rangkuman sinopsis film Dayang Wingit Jumat Kliwon yang tayang perdana pada 20 November 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sinopsis Film Danyang Wingit Jumat Kliwon

Inti cerita Danyang Wingit Jumat Kliwon berpusat pada tokoh utama Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan). Ia adalah seorang dalang legendaris yang disegani dan dikagumi di seluruh penjuru desa.

Di mata masyarakat, Ki Mangun Suroto adalah penjaga tradisi, seorang seniman sakral yang menjaga kelestarian seni pewayangan. Di balik jubah kehormatan dan suara emas saat mendalang, tersimpan rahasia gelap yang jauh lebih mengerikan daripada kisah hantu manapun.

ADVERTISEMENT

Ki Mangun Suroto adalah penganut aliran ilmu hitam kuno yang percaya pada kekuatan Danyang Wingit, sosok gaib penjaga tempat keramat. Ambisinya bukan lagi sekadar ketenaran atau kekayaan duniawi biasa. Ia mengincar hal tertinggi yaitu kehidupan abadi dan kekuasaan mutlak atas semua yang hidup.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Ki Mangun Suroto melakukan ritual paling tabu dan keji dalam sejarah pewayangan. Ia tidak membuat wayang kulit dari kulit kerbau atau kambing, melainkan dari kulit manusia.

Wayang-wayang ini bukan sekadar alat seni, melainkan tumbal yang mengikat roh-roh korban agar terus melayani dan memberi kekuatan pada dirinya.

Setiap kali Ki Mangun Suroto mendalang, roh-roh yang terjebak dalam wayang kulit itu seolah hidup kembali dan menjadi pengiring setia yang memberinya energi mistis tak terbatas.

Di tengah ritual busuk tersebut, Ki Mangun Suroto memerlukan satu tumbal terakhir yang diyakini akan menyempurnakan ilmu keabadiannya. Pilihan jatuh pada Citra (Celine Evangelista), seorang gadis muda yang memiliki aura polos dan suara merdu, yang baru saja direkrut menjadi sinden baru di padepokannya.

Citra datang ke padepokan dengan niat yang sangat mulia. Ia adalah keponakan dari Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu), asisten setia Ki Mangun Suroto. Citra sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza) yang menderita penyakit parah.

Tawaran pekerjaan dari Ki Mangun Suroto, yang datang dengan janji bayaran fantastis dianggap sebagai jawaban atas doa-doanya. Ia tidak tahu bahwa ia bukan direkrut sebagai seniman, melainkan sebagai bahan baku untuk wayang terakhir sang dalang.

Kehidupan di padepokan segera berubah menjadi mimpi buruk bagi Citra. Aura mistis yang menyesakkan, bisikan-bisikan tanpa wujud, dan penampakan-penampakan mengerikan mulai menghantuinya.

Ia melihat sekilas mayat yang menghilang, mendengar jeritan dari balik kamar terlarang, dan menyaksikan kejanggalan demi kejanggalan dalam setiap pertunjukan wayang yang dipimpin Ki Mangun Suroto.

Citra mulai menyadari bahwa padepokan itu adalah sarang ilmu hitam dan ia sendiri adalah target utamanya. Keterasingan dan ketakutan Citra menarik perhatian Bara (Fajar Nugra), seorang pemuda lugu dan jujur yang bertugas sebagai penjaga di padepokan tersebut.

Bara telah lama bekerja di sana. Ia sebenarnya sudah lama mencium aroma keanehan dan kekejian yang ditutup-tutupi oleh Ki Mangun Suroto.

Melihat Citra yang semakin terancam dan terjebak, Bara memutuskan untuk bertindak. Ia adalah satu-satunya harapan bagi Citra. Namun, misi penyelamatan ini tidaklah mudah.

Bara harus berhadapan dengan kekuatan mistis Ki Mangun Suroto, wayang-wayang berkulit manusia yang penuh dendam. Malam Jumat Kliwon yang telah ditetapkan Ki Mangun Suroto sebagai malam ritual puncak, malam di mana Citra akan dikorbankan.

Film ini akan memperlihatkan pertarungan sengit antara keimanan dan ilmu hitam, antara niat tulus dan ambisi keji. Pertanyaan besarnya adalah mampukah Bara melindungi Citra dari kekuatan Dayang Wingit yang telah merasuki sang Dalang? Atau justru Bara dan Citra akan berakhir sebagai koleksi wayang kulit yang menambah kengerian di padepokan tersebut?

Danyang Wingit Jumat Kliwon menawarkan tontonan horor yang mengajak penonton untuk melihat lebih dalam sebuah budaya. Melalui film ini menyampaikan warisan budaya yang sakral pun bisa disalahgunakan untuk tujuan yang paling jahat.

Itulah rangkuman sinopsis Film Danyang Wingit Jumat Kliwon yang tayang pada 20 November mendatang. Bagi pecinta cinema, imi bisa menjadi referensi tontonan akhir pekan.

Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sinopsis 'Good Boy', Film Horor dari POV Seekor Anjing"
[Gambas:Video 20detik]
(mep/mep)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads