Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengaku kaget Pelabuhan Tanjung Carat yang sudah direncanakan selama 40 tahun tak kunjung dibangun. Bahkan, proses pelabuhan samudera ini telah dilakukan oleh delapan gubernur.
Hal itu disampaikannya saat penandatangan nota kesepahaman dan serah terima lahan pembangunan dan pengoperasian pelabuhan Palembang Baru di Tanjung Carat Banyuasin dan nota kesepahaman penyelenggaraan pelabuhan pengumpan regional di Sumsel, Jumat (32/10/2025).
"Saya ketika kedatangan Pak Gubernur bersama Pak Wamen Investasi ke kantor, saya terus terang agak kaget ketika mengetahui bahwa rencana pembangunan samudera ini sudah direncanakan hampir kurang lebih 40 tahun," ujar Dudy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pembangunan pelabuhan ini sangat strategis. Sumsel disebutnya memiliki banyak sumber daya alam, seperti batu bara, gas, karet, sawit, dan komoditas lain. Namun, seluruh SDA tersebut tak dikirim melalui Sumsel.
"Jadi, ketika Pak Gubernur menyampaikan hal tersebut, saya tanya apa yang busa kami lakukan. Kata Pak Gubernur, kita ingin pelabuhan ini bisa direalisasikan segera. Itu hari Senin kemarin ya Pak? Saya bilang, saya coba cari hari baik saya teui Bapa di Palembang," katanya.
Dia berharap, kegiatan penandatangan ini tak sekedar seremonial. Dia juga akan berupaya meminta semua pihak terkait untuk ikut membantu pembangunan pelabuhan.
"Itu harus segera terealisir dengan timeline yang jelas, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat Sumsel bisa terpenuhi. Semoga dengan adanya pelabuhan, pertumbuhan ekonomi bisa meningkat, jika saat ini Sumsel 5,42%, mudah-mudahan bagaimana cita-cita Pak Presiden bisa terwujud 8%," ungkapnya.
Menurutnya, langkah maju pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat ini akan terus dimonitor agar sesuai dengan timeline. Apalagi, pelabuhan ini kembali masuk PSN sesuai dengan Permenko 16/2025.
"Ini adalah momentum dan momentum tidak boleh lepas. Saya harap, pihak terkait pembangunan pelabuhan ini dapat bekerja dengan baik sesuai waktu yang ditentukan," tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan terpisahnya Sumbagsel menjadi Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Babel membuat Sumsel tak memiliki pelabuhan. Hanya ada Pelabuhan Boom Baru yang kini sudah uzur dan terdampak sedimentasi. Membuat kapal besar tak bisa sandar di pelabuhan tersebut.
"Sumsel punya sawit 1,4 juta hektare lahan, karet 30% nasional ada di Sumsel, belum lagi SDA seperti batu bara. Cost transportasi kami terlalu mahal untuk mengoptimaliasi dan mengeksploitasi SDA," ujarnya.
Menurutnya, 8 periode gubernur bercita-cita membangun pelabuhan samudera ini. Namun, hingga kini belum tercapai karena menemui banyak kendala.
"Hadirnya pelabuhan ini, akan membuka peluang investasi di Sumsel. Sumsel menjadi suplier terbesar kopi ke-3 dunia dari, kita punya 280 ribu hektare lahan kopi tersebar di 7 kaupaten/kota. Tapi, tidak ditemukan satu merek kopi asal Sumsel karena dibranding provinsi tetangga karena punya pelabuhan dan gudang," ungkapnya.
Selain itu, Deru juga bicara soal banyaknya kendaraan besar karena pelabuhan Boom Baru teletak di tengah kota. Setiap pekan, disebutnya selalu ada korban nyawa terlindas truk besar.
"Semoga ini menjadi langka awal, pemprov akan mwnyerahkan lahan 59,5 hektare untuk pelabuhan untuk selanjutnya dilakukan pembangunan yang dilakukan beberapa konsorsium yang ditunjuk nantinya," jelasnya.
Wamen Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menambahkan PSN Pelabuhan Tanjung Carat akan juga akan dijadikan kawasa ekonomi khusus (KEK). Seluruh BUMN akan berada di area tersebut. Terlebih, SDA Sumsel cukup banyak.
"Pelabuhan di Sumatera cuma ada di Dumai dan di Lampung. Pembangunan pelabuhan ini jadi PR besar, jadi kunci urusan logistik. Sumsel terus terang sangat tidak efisien, karena integrated logistic-nya tidak memadai," katanya.
"Apabila Pelabuhan Tanjung Carat dibuka, kita usahakan jalur tol dibuka dari JTTS backbone Sumatera kita tembuskan sampai ke Tanjung Carat," sambungnya.
Katanya, pembangunan tol di Sumsel juga akan sampai ke Muara Enim, sehingga logistik produksi batu bara juga bisa dilakukan.
"PTBA kurang lebih hanya bisa keluar 42-45 juta ton batu bara, bukan masalah produksi tapi saluran keluaran yang jadi tantangan. Jadi pelabuhan ini nantinya akan benar-benar menyelesaikan banyak hal," tukasnya.
(dai/dai)








































.webp)













 
             
             
  
  
  
  
  
  
 