Haru, Polisi Babel Pertemukan Anak-Ayah yang Terpisah 20 Tahun

Bangka Belitung

Haru, Polisi Babel Pertemukan Anak-Ayah yang Terpisah 20 Tahun

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Jumat, 26 Sep 2025 20:00 WIB
Pertemuan anak dan ayah yang terpisah 20 tahun di hadapan Kapolres Basel AKBP Agus Arif Wijayanto.
Foto: Pertemuan anak dan ayah yang terpisah 20 tahun di hadapan Kapolres Basel AKBP Agus Arif Wijayanto. (Dok. Polres Bangka Selatan)
Bangka Selatan -

Tangis bahagia Hayati, warga Kabupaten Bangka Selatan (Basel) pecah saat bertemu sang ayah, Jumhartono (73) di Polres Basel. Mereka terpisah 20 tahun usai Jumhartono menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia.

Momen mengharukan pertemuan antara anak dan ayah yang telah terpisah 20 tahun itu terjadi halaman Makopolres Bangka Selatan. Dari foto yang diterima detikSumbagsel, Hayati tampak sungkem kepada ayahnya sembari menangis.

Jumhartono yang berpakaian serba hitam, berjaket putih, berpeci dan memegang tongkat juga tampak menangis saat bertemu anaknya itu. Pertemuan disaksikan keluarga terdekat termasuk Kapolres Basel AKBP Agus Arif Wijayanto dan Konsulat RI di Tawau Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada wartawan, Hayati mengatakan tak menyangka ia masih bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan sosok ayah yang telah hilang kontak selama 20 tahun. Ia sempat terkejut saat melakukan panggilan video yang dilakukan dari Polsek Toboali.

"Awalnya kita pasrah, karena sudah 20 tahun lebih tidak bertemu. Jadi seperti dianggap sudah meninggal. Tapi takdir berkata lain, kita masih dipertemukan dengan ayah," ungkap Hayati.

ADVERTISEMENT

Diketahui, Jumhartono sendiri kondisinya sangat memprihatinkan. Ia diketahui sedang mengalami sakit mata hingga berdampak tidak bisa melihat.

"Kami merasa sangat bersyukur, Alhamdullilah dan terima kasih banyak kepada Pak Kapolres Bangka Selatan dan jajarannya serta pihak dari Konsulat RI yang berada di Malaysia," timpalnya.

Kapolres Basel AKBP Agus Arif Wijayanto menceritakan awal mula dirinya mendapat informasi Kakek berusia 73 tahun itu hilang kontak dengan keluarganya. Kata dia, informasi diterima dari seorang Konsulat RI di Tawau, Sabah Malaysia, pada Agustus 2025.

"Saya mendapatkan informasi dari Konsulat RI di Malaysia, ada seorang pria dalam kondisi tidak sehat diantarkan oleh PMI di sana ke Kantor Konsulat. Beliau menyebut memiliki seorang anak yang tinggal di Toboali Bangka Selatan," jelas Agus, Kamis (25/9/2025).

Agus bergerak cepat, mengumpulkan informasi keberadaan anak dari Jumhartono di wilayah Basel. Pihaknya sempat sedikit mengalami kesulitan lantaran kekurangan informasi dan keterangan.

"Awalnya kita sedikit kesulitan mencari anaknya karena kurang informasi. Namun berkat kegigihan anggota kita, akhirnya didapatilah seorang wanita yang diduga anaknya Pak Jumartono bernama Haryati," ujarnya.

"Selanjutnya, Ibu Hayati kita bawa ke Polsek untuk dihubungkan ke Pak Jumhartono melalui petugas Konsulat RI via video call. Hingga akhirnya Ibu Hayati menyatakan bahwa benar itu adalah Bapaknya," sambungnya.

Setelah dipastikan, Polres Bangka Selatan dan Konsulat RI mulai melakukan proses pemulangan Jumhartono ke Bangka Belitung. Usai berjalan satu bulan, akhirnya Jumhartono dipulangkan dan tiba di Pangkalpinang pada 21 September 2025.

"Alhamdulillah, Pak Jumhartono-nya tiba dengan selamat sampai di Pangkalpinang. Kemudian, kita bawa ke Polres didampingi petugas Konsulat RI untuk selanjutnya mempertemukan bapak dan anaknya ini setelah 20 tahun lama berpisah," tutup Agus.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads