Sejumlah ruang belajar di SDN 89 Palembang mengalami kerusakan terutama di bagian plafon. Pihak sekolah mengaku sudah mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan (Disdik) untuk perbaikan sekolah sejak 2022 silam, namun belum diperbaiki hingga sekarang.
Pantauan detikSumbagsel di lokasi, dilihat dari luar, sekolah tersebut tampak masih asri dan layak pakai. Namun saat mengintip ke dalam kelas maupun kamar mandi, atap ruangan tersebut terlihat memprihatinkan.
Sebagian plafon ruangan kelas sudah lapuk dan dikhawatirkan runtuh. Bahkan, beberapa ruangan kelas hingga kamar mandi telah dilepas plafonnya oleh pihak sekolah karena semakin mengkhawatirkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, sekolah yang telah berdiri sejak 1960-an itu masih difungsikan demi kelancaran kegiatan belajar mengajar.
"SDN 89 Palembang ini bagus secara kualitas. Yang disayangkan itu tadi, bangunannya banyak yang rusak," ungkap salah satu wali murid Reni saat ditemui media, Senin (8/9/2025).
Ibu dari siswa kelas 1 SD itu menyampaikan keresahannya. Reni khawatir akan kenyamanan anaknya bersekolah, terutama saat hujan.
"Tentu kami khawatir. Apalagi melihat plafon yang terbuka, terutama kalau hujan. Takutnya roboh," katanya.
Hal itu juga dirasakan Lia (27). Menurutnya ruang kelas dan WC di SDN 89 Palembang sudah banyak yang rusak.
"WC sudah rusak, tak ada lampu. Lalu kelas anak aku kalau hujan, banjir," keluhnya.
Dia menyebut para wali murid pernah membuat laporan. Namun, belum ada perubahan lagi.
"Kalau bisa diganti (diperbaiki) yang rusak. Tolong bangun seperti sekolah lain, kami sudah melaporkan tapi tak ada informasi (lanjutan)," kata dia.
Kepala Sekolah SDN 89 Palembang Elza Maleni membenarkan keadaan tersebut. Menurutnya, masalah utama rusaknya bangunan sekolah itu adalah rayap yang makin merajalela.
"Luar biasa rayap yang ada di sekolah kami. Buku-buku dan lemari kami sudah hancur semua karena diserang rayap," ujarnya.
Dari 14 ruang kelas di sekolahnya, kata Elza, hanya 4 ruangan yang tergolong layak. Beberapa ruangan bahkan harus ia lepas plafonnya untuk menghindari runtuh dan mengenai siswa.
"Plafon kami lepas sebagian besar agar tidak kena siswa. Rayap itu sudah bersarang semua di kayu, bahkan kabel listrik dan fingerprint juga kena," jelasnya.
"Ada 4 ruangan baru yang masih layak pakai. Namun, rayap pun sudah mulai ke ruangan tersebut karena plafon ruangan lama sudah dibongkar sehingga tak ada lagi tempat mereka menempel," lanjutnya.
Ia pun menyiasatinya dengan menggunakan menyesuaikan dana BOS untuk perbaikan minor. Namun, belum cukup untuk memperbaiki sekolah yang menjadi wadah 461 siswa menimba ilmu itu.
"Dulu, beberapa kelas ini alasnya hanya timbunan tanah sehingga merembes saat hujan. Jadi dana BOS yang ada kami siasati sedikit untuk perbaikan," katanya
"Kalau hujan, siswa menyingkir untuk mencari tempat yang aman dari rembesan air," sambungnya.
Elza menyebut, pernah ada pemeriksaan dari Kementerian melalui anggota DPR RI Dapil Sumsel pada tahun 2022. Namun, tak ada tindak lanjutnya hingga saat ini.
"Kami juga sudah mengajukan proposal dan laporan ke Disdik Palembang sejak saya di sini tahun 2022. Namun belum ada perbaikan. Kami harap setelah ini ada perhatian agar sekolah kami dapat diperbaiki," harapnya.
(csb/csb)