Akibat serangan hama tikus yang kian meningkat jelang musim panen, para petani padi di Musi Rawas, Sumatera Selatan mencoba memasang rumah burung hantu (Rubuha) di tengah persawahan. Diharapkan dengan cara ini akan ada burung hantu yang datang dan memangsa hama tikus di sawah tersebut.
Rumah hantu yang terbuat dari kayu dan bak plastik dengan ukuran 30x40 cm tersebut dipasang di tengah-tengah persawahan milik kelompok tani di Desa E Wonokerto, Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas, Sumatera Selatan dengan tinggi mencapai sekitar 4 meter.
Ketua Kelompok Tani Asli Tani Desa E Wonokerto, Sutambar mengatakan tahun ini serangan hama tikus di Musi Rawas meningkat dan membuat para petani kewalahan. Berbagai upaya sudah dilakukan para petani untuk mencegah serangan hama tikus, namun selalu gagal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berbagai upaya sudah banyak kami coba, mulai dari penyemprotan obat pembasmi tikus, pengumpanan, dan juga pengasapan sudah dicoba. Semuanya sudah kami lakukan tapi hasilnya tidak cukup memuaskan," katanya, Sabtu (2/8/2025).
Sutambar mengungkapkan akibat serangan hama tikus tersebut membuat banyak tanaman padi yang rusak dan mati. Bahkan dalam kelompoknya, musim tanam ini diduga akan gagal panen.
"Kalau begini terus ya bisa-bisa gagal panen kami nanti. Sedangkan sebentar lagi sudah mau masuk musim panen," ungkapnya.
Dengan dipasangnya Rubuha tersebut, ia berharap cara ini akan efektif dalam pengendalian hama tikus di lahan persawahan sehingga petani bisa panen dengan maksimal.
"Ini baru yang pertama kali (Pemasangan Rubuha), mudah-mudahan cara ini bakal efektif dalam mengurangi hama tikus. Kalau berhasil kan bisa buat para petani menanam padi dengan rasa aman dan padinya dapat menghasilkan panen yang maksimal," harapnya.
Sementara itu, Kepala Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Tugumulyo Suwanto mengatakan pemasangan Rubuha untuk menangani hama tikus ini bukan yang pertama kali.
"Dulu pernah ada juga di Desa E Wonokerto ini, tapi sudah lama sekali dan Rubuha-nya sudah rusak. Hari ini kita coba pasang lagi karena hama tikus saat ini meningkat," katanya.
"Yang kita pasang itu hanya rumahnya saja, ada pintu, atap, dan lantainya. Nanti biasanya dalam satu atau dua hari ke depan burung hantunya akan datang sendiri dan bersarang disana," sambungnya.
Suwanto mengungkapkan lokasi pemasangan Rubuha tersebut berada di tengah persawahan milik beberapa petani disana dengan tujuannya agar jangkauannya lebih luas karena baru satu Rubuha yang dipasang.
"Burung hantu ini musuh alami bagi hama tikus, dan tikus juga termasuk makanan favorit burung hantu. Dalam sehari itu dia bisa berburu tiga sampai empat ekor tikus. Sekarang baru satu unit yang dipasang, nanti ke depannya kita dorong para petani lain untuk membuatnya secara mandiri agar lebih efektif lagi," tuturnya.
(dai/dai)