Paus Leo XIV Dilantik, Serukan Perdamaian di Ukraina dan Doakan Gaza

Paus Leo XIV Dilantik, Serukan Perdamaian di Ukraina dan Doakan Gaza

Yulida Medistiara - detikSumbagsel
Minggu, 18 Mei 2025 22:00 WIB
Pope Leo XIV addresses the crowd during a Holy Mass for the Beginning of his Pontificate, in St Peters square in The Vatican on May 18, 2025. (Photo by Filippo MONTEFORTE / AFP)
Foto: Paus Leo XIV (AFP/FILIPPO MONTEFORTE)
Jakarta -

Paus Leo XIV resmi dilantik di Lapangan Santo Petrus. Pelantikan itu menjadi peristiwa penting untuk memulai pemerintahannya. Usai dilantik, Paus Leo XIV menyerukan persatuan, bersumpah untuk melestarikan warisan Gereja Katolik dan tidak memerintah seperti 'seorang otokrat'.

Dilansir detikNews, Paus Leo XIV secara resmi dilantik sebagai paus ke-267 Gereja Katolik Roma dan raja berdaulat Kota Vatikan dalam sebuah Misa di luar ruangan.

Banyak pemimpin dunia menghadiri upacara tersebut, termasuk Presiden Peru, Israel dan Nigeria, Perdana Menteri Italia, Kanada dan Australia, Kanselir Jerman Friedrich Merz dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Wakil Presiden AS JD Vance, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Para bangsawan Eropa juga mengambil tempat di kursi VIP dekat altar utama, termasuk Raja Spanyol Felipe dan Ratu Letizia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Misa pelantikannya tersebut, Paus Leo XIV menyerukan perdamaian di Ukraina dan juga menyampaikan keprihatinan atas kondisi Gaza.

ADVERTISEMENT

Dilansir CNN dan AFP, Minggu (18/5/2025), Paus Leo XIV akan mengadakan audiensi pribadi pertamanya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setelah misa pelantikan paus AS tersebut.

"Ukraina yang menderita sedang menunggu negosiasi untuk perdamaian yang adil dan abadi," kata Paus menjelang pertemuan tersebut.

Zelensky berada di antara politisi, bangsawan, dan pemimpin agama dari seluruh dunia yang menghadiri misa yang meresmikan dimulainya kepausan Leo. Di Lapangan Santo Petrus, Zelensky juga berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS JD Vance.

Di akhir Misa, Leo menyerukan 'perdamaian yang adil dan abadi' di Ukraina. Leo juga memanjatkan doa untuk Gaza sebagai tempat bagi anak-anak, keluarga, orang tua, dan penyintas menderita kelaparan.

"Di Gaza, anak-anak, keluarga, dan para penyintas lanjut usia menderita kelaparan," katanya dalam doa Regina Coeli-nya di akhir misa.

Paus Leo XIV juga mengenang bagaimana di Myanmar, permusuhan baru telah menghancurkan kehidupan anak-anak muda yang tidak bersalah.

Paus Leo XIV juga menyerukan penghentian eksploitasi alam dan marjinalisasi kaum miskin.

Selain itu, dalam homilinya --momen penting dalam kebaktian bagi paus baru untuk mengisyaratkan prioritasnya-- Paus Leo mengatakan tidak ada ruang di Gereja Katolik untuk 'propaganda agama' atau permainan kekuasaan, dan sebaliknya ia menyerukan persatuan, yang mungkin merujuk pada perpecahan di antara kaum reformis dan konservatif yang semakin parah di bawah pendahulunya, Fransiskus.

Paus menggemakan kerendahan hati Fransiskus, dengan mengatakan bahwa ia tidak dipilih sebagai peran kepala Gereja Katolik karena jasa-jasanya sendiri dan sebaliknya menerimanya sebagai "saudara, yang ingin menjadi pelayan iman dan sukacita Anda."




(dai/dai)


Hide Ads