Dramatis! Penyelamatan Wanita yang Tertimpa Reruntuhan Hotel di Myanmar

Dramatis! Penyelamatan Wanita yang Tertimpa Reruntuhan Hotel di Myanmar

Haris Fadhil - detikSumbagsel
Senin, 31 Mar 2025 15:20 WIB
EDITORS NOTE: Graphic content / Doctors and medics teams treat a victim trapped under the rubble of the destroyed Sky Villa Condominium development building in Mandalay on March 30, 2025. (Photo by Sai Aung MAIN / AFP)
Foto: Proses penyelamatan korban gempa Myanmar (AFP/SAI AUNG MAIN)
Jakarta -

Bencana gempa bumi dahsyat bermagnitude 7,7 terjadi di Myanmar pada Jumat (28/3/2025). Tim penyelamat terus berupaya melakukan evakuasi terhadap korban-korban gempa tersebut.

Dilansir detikNews, tim penyelamat berhasil mengevakuasi seorang wanita dari reruntuhan hotel di Myanmar. Wanita itu selamat setelah tiga hari tertimbun reruntuhan akibat gempa besar.

Tim pencari di Myanmar dan Thailand berpacu dengan waktu untuk menemukan lebih banyak korban selamat. Dilansir dari Reuters, wanita itu ditarik dari reruntuhan Hotel Great Wall di kota Mandalay.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mandalay sendiri diketahui berada di dekat episentrum gempa yang menimbulkan kerusakan besar di Myanmar dan kerusakan di negara tetangga Thailand.

Tim penyelamat membawa seorang wanita keluar dari reruntuhan Hotel Great Wall di Mandalay hampir 60 jam setelah gempa terjadi. Kedutaan besar China di Myanmar mengatakan wanita tersebut dilaporkan dalam kondisi stabil.

ADVERTISEMENT

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa mereka sedang mempercepat pasokan bantuan untuk sekitar 23.000 korban gempa di Myanmar bagian tengah.

"Tim kami di Mandalay bekerja sama untuk meningkatkan respons kemanusiaan meskipun mereka sendiri mengalami trauma. Waktu sangat penting karena Myanmar membutuhkan solidaritas dan dukungan global melalui kehancuran yang luar biasa ini," kata Perwakilan Badan Pengungsi PBB di Myanmar, Noriko Takagi.

India, Tiongkok, dan Thailand termasuk di antara negara-negara tetangga Myanmar yang telah mengirimkan bahan-bahan dan tim bantuan, beserta bantuan dan personel dari Malaysia, Singapura, dan Rusia. Amerika Serikat menjanjikan bantuan sebesar USD 2 juta melalui organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan yang berbasis di Myanmar.

AS menyebut tim tanggap darurat dari USAID, yang sedang mengalami pemotongan besar-besaran di bawah pemerintahan Trump, akan dikerahkan ke Myanmar.

Kehancuran akibat gempa telah menambah penderitaan di Myanmar, yang sudah dilanda kekacauan akibat perang saudara yang muncul dari pemberontakan nasional setelah kudeta militer tahun 2021 menggulingkan pemerintahan terpilih peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.

Satu kelompok pemberontak mengatakan militer masih melakukan serangan udara di desa-desa setelah gempa dan Menteri Luar Negeri Singapura menyerukan gencatan senjata segera untuk membantu upaya bantuan.

Kemudian, infrastruktur penting seperti jembatan, jalan raya, bandara, dan rel kereta api di negara berpenduduk 55 juta jiwa ini rusak sehingga memperlambat upaya kemanusiaan. Sementara, konflik yang telah menghantam ekonomi, menyebabkan lebih dari 3,5 juta orang mengungsi, dan melemahkan sistem kesehatan terus berlanjut.




(dai/dai)


Hide Ads