Pengamat Sosial Minta Willie Salim Minta Maaf, Rusak Citra Wong Palembang

Sumatera Selatan

Pengamat Sosial Minta Willie Salim Minta Maaf, Rusak Citra Wong Palembang

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Sabtu, 22 Mar 2025 15:40 WIB
Kreator Willy Salim masak rendang di Palembang
Foto: Kreator Willie Salim masak rendang di Palembang (Dok. Istimewa)
Palembang -

Pengamat Sosial dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Alfitri meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang untuk bertindak cepat dan mencari tahu mengenai kegiatan tersebut.

"Pemkot harus bertindak cepat. Karena pada video tersebut terlihat seolah-olah Palembang ini tidak aman. Wong Palembang rakus. Ini harus cepat ditangani dan diimbangi. Kalau dibiarkan saja akan menimbulkan opini negatif tentang Palembang," ungkap Alfitri, Sabtu (22/3/2025).

Menurut Alfitri, Pemkot Palembang harus segera mencari tahu apakah kegiatan Willie Salim memasak rendang 200 Kilogram di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) yang melibatkan publik ada izin. Jika pun ada pengamanan dari kepolisian tapi apa tujuan konten kreator ini membuat acara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apakah ada penjelasan ke masyarakat masak rendang ini buat apa, apa akan dibagikan. Jika dibagikan warga diminta bersabar. Ini dia ngilang tiba-tiba, rendang habis," tanya Alfitri.

Menurutnya, kejadian ini sudah kadung viral di media sosial. Maka dari itu, Pemkot harus bertindak cepat karena sangat disayangkan untuk Palembang terutama Pemkot yang sedang membangun image Palembang kota ramah dan nyaman.

ADVERTISEMENT

"Pemkot harus menginvestigasi masalah ini, harus cari tahu sampai ke akar-akarnya. Bila perlu harus ada advokasi lalu dijelaskan ke publik dan media sosial. Jangan menuduh warga Palembang negatif ini harus di cari tahu sampai ke akarnya," tegasnya.

Alfitri menyebut, karena video ini sudah viral maka harus maka pemkot harus ada penjelasan mengenai kejadian ini ke publik apakah ada izin atau tidak kegiatan ini dan bagaimana alur kegiatan ini.

"Penjelasan ke publik ini perlu dilakukan agar dapat mengimbangi video viral pencurian 200 kilogram rendang tersebut," katanya.

Lalu kedua, jelaskan bahwa kegiatan atau acara itu terkait acara publik sudah ada pihak keamanan. Menurut Alfitri, ada pembiaran yang dilakukan. Sebab memasak rendang itu butuh waktu lama atau 4 jam lebih dan selama proses itu apakah pihak konten kreator menjamin hal tersebut.

"Saya meragukan misi masak rendang tersebut, apakah dijelaskan sebelumnya apa ini perlu di masak dulu atau lalu dibagikan. Jadi pendapat orang tentang hal rendang hilang menjadi liar," ungkapnya.

Hal ini harus diimbangi, apakah ini kecerobohan Willie Salim atau bagaimana karena hak tersebut menimbulkan macam-macam persepsi. Pihak Willie Salim membiarkan saja orang ambil rendang itu, atau mungkin memanfaatkan viralitas atau ada unsur kesengajaan biar viral.

"Kalau mau viral, ternyata menimbulkan hal negatif untuk Kota Palembang dan merugikan kota Palembang. Ini harus ada pertanggungjawaban. Ditanya izinnya, apa tujuannya kalau tidak jelas bisa saja ini sebagai rekayasa," ujarnya.

Alfitri menambahkan, ini harus diungkapkan di publik di media sosial juga sehingga informasi diperoleh itu bisa jadi bagian proses pembelajaran kita bersama.

"Video itu memperlihatkan Wong Palembang rakus ditambah lagi dibandingkan dengan warga lain," katanya.

Selain itu juga, sambungnya, tidak dijelaskan apakah ada demonstrasi pada acara masak rendang tersebut. Ini seolah-olah direkayasa dan memanfaatkan viralitas dan mem-blow up penonton dan pengikut sang konten kreator.

"Sudah kandung viral, maka perlu dilaporkan ke pihak berwajib dan harus ada investigasi. Selain itu, harus ada konferensi pers untuk menjelaskan masalah tersebut dan Willie Salim harus dihadirkan serta harus minta maaf. Tidak boleh dibiarkan hal seperti ini karena dia kita orang Palembang malu," tegasnya.




(dai/dai)


Hide Ads