Cerita Fiersa Besari yang Ikut dalam Rombongan Pendakian Carstensz

Cerita Fiersa Besari yang Ikut dalam Rombongan Pendakian Carstensz

Wildan Noviansyah - detikSumbagsel
Senin, 03 Mar 2025 12:41 WIB
Fiersa Besari
Foto: Fiersa Besari (Instagram @fiersabesari)
Jakarta -

Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia karena hipotermia saat mendaki Puncak Jaya, Papua, atau Piramida Carstensz. Disebutkan bahwa dalam rombongan pendakian tersebut ada penyanyi Fiersa Besari dan Furky Rahmi Syahroni yang berhasil selamat.

Dilansir detikTravel, dalam unggahan salah satu pendaki dalam rombongan itu, pendakian tersebut dilakukan oleh 20 orang. Terdiri dari 5 orang pemandu, 7 WNI, 6 pendaki WNA, dan 2 pendaki Taman Nasional Lorentz. Bantuan Pencarian dan Pertolongan (SAR) menyatakan para pendaki lain dalam kondisi sehat.

"Sementara (pendaki lain) dalam keadaan baik," kata Kepala Kantor SAR Mimika I Wayan Suyatna saat dihubungi, Minggu (2/3/2024) seperti dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, dalam Instagram miliknya, Seni (3/3/2025), Fiersa menjelaskan kronologi musibah tersebut. Ternyata, mereka tidak dalam satu tim pendakian karena berbeda operator tur.

Dalam unggahannya, Fiersa mengungkapkan rasa berduka karena terdapat dua orang tewas dalam kejadian ini. Ia mengabarkan bahwa bersama rombongan sudah sampai Timika dan dalam keadaan sehat.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, Fiersa menyebut mereka berbeda operator tur dengan para korban yang meninggal dunia. Selain itu, pada hari itu terdapat beberapa WNA dan pihak taman nasional.

Musibah terjadi di kala mereka berada di ketinggian 4.000-an MDPL. Fiersa menyebut pada ketinggian tersebut diperlukan skill khusus pendakian, yakni menggunakan tali dan kedua korban berpulang di area jurang ini.

Berikut alur waktu musibah di Carstensz menurut Fiersa Besari yang diunggah di medsosnya:

1.⁠ ⁠Dalam tulisan ini, saya ingin memberikan ucapan belasungkawa yang terdalam. Turut berduka cita atas berpulangnya Bu Lilie Wijayanti Poegiono (Mamak Pendaki) dan Bu Elsa Laksono. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan. Semoga Bu Lilie dan Bu Elsa diberikan tempat terbaik di sisi-Nya.

2.⁠ ⁠Saya juga ingin meminta maaf karena baru mengabari perihal situasi Carstensz Pyramid (puncak tertinggi Indonesia dengan nama lain Puncak Jaya), karena kami yang berada di basecamp Yellow Valley (YV) pun merasa sangat syok dan berduka atas tragedi yang telah terjadi. Saat ini, saya dan Furky Syahroni baru tiba kembali ke Timika, Papua Tengah (3 Maret 2025) setelah tertahan di YV terkait cuaca buruk yang berdampak pada lalu lintas helikopter (satu-satunya akses resmi ke YV untuk saat ini adalah helikopter). Kondisi kami Alhamdulillah stabil.

3.⁠ ⁠Untuk kronologi, saya rasa tidak perlu banyak menjelaskan, karena sudah banyak sumber berita kredibel yang memberikan informasi. Adapun, jika boleh melengkapi informasi, saya tergabung dalam tim yang terdiri dari tiga orang. Sementara Bu Lilie dan Bu Elsa tergabung dalam tim yang terdiri dari empat orang (beda tour operator). Kami ditemani para guide. Selain kami dan tamu-tamu WNA, hari itu (28 Februari 2025) ada juga tamu dari pihak balai taman nasional yang turut mendaki.

4.⁠ ⁠Mungkin, yang tidak diketahui kawan-kawan yang kurang familier dengan dunia pendakian, Carstensz Pyramid berbeda dengan gunung di Indonesia pada umumnya. Medan tebing curam dengan ketinggian 600-an meter (basecamp YV 4200-an MDPL - Puncak Jaya 4884 MDPL), mewajibkan kita untuk lancar menggunakan alat-alat tali untuk naik dan turun (ascending dan rappelling) sebagai safety procedure. Sebagai catatan, di ketinggian di atas 4000-an MDPL, apalagi dalam cuaca buruk, kita memang tidak boleh diam terlalu lama, sebab rentan terkena hipotermia.

5.⁠ ⁠Rangkaian tragedi yang menimpa Bu Lilie dan Bu Elsa, juga tiga korban lainnya yang pada saat itu masih terjebak di area tebing, baru saya dan Furky Syahroni ketahui setelah kami tiba di basecamp YV (kami tiba 28 Februari 2025 - 22.48 WIT, dapat kabar 1 Maret 2025 - sekitar 04 WIT). Kaget dan sedih, tapi bersama orang-orang di YV, mengontak korban yang terjebak dengan menggunakan HT agar tetap merespons, sampai akhirnya mereka dijemput oleh para relawan-baik lokal ataupun internasional-pada tanggal 1 Maret 2025. Alhamdulillah ketiganya selamat, meski sempat kritis.

6.⁠ ⁠Sekali lagi, keseluruhan kronologisnya bisa dicek di berbagai portal berita. Tulisan ini sebatas pelengkap kronologi dari sudut pandang dan pengalaman saya sendiri (yang bisa diperiksa kembali ke berbagai pihak). Saya juga ingin berterima kasih kepada semua pihak yang sangat suportif dalam proses evakuasi, terutama seluruh kru dan pendaki di YV. Akhir kata, saya berharap kawan-kawan dapat menahan jempolnya untuk mengeluarkan asumsi, teori, apalagi komentar nirempati. Pakai energi untuk berdoa. Beri ruang untuk keluarga dan kerabat yang berpulang untuk berduka. Terima kasih banyak atas perhatiannya. Salam lestari, Fiersa Besari.




(dai/dai)


Hide Ads