2 Kecamatan di Muratara Sudah Padam Listrik Selama 3 Hari, Ini Penjelasan PLN

Sumatera Selatan

2 Kecamatan di Muratara Sudah Padam Listrik Selama 3 Hari, Ini Penjelasan PLN

Muhammad Rizky Pratama - detikSumbagsel
Minggu, 02 Mar 2025 19:00 WIB
Kondisi banjir di salah satu desa di Rawas Ilir, Muratara
Kondisi banjir di salah satu desa di Rawas Ilir, Muratara (Foto: Istimewa/Dok. Istimewa)
Muratara -

Dua kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, yakni Rawas Ilir, dan Nibung, mengalami pemadaman listrik selama tiga hari. Lantas, apa penjelasan PLN?

Salah satu warga Desa Beringin Makmur II, Kelurahan Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir bernama Fatimah mengatakan di tempatnya sudah tiga hari padam listrik.

"Dari Jumat (28/2) pagi sampai sekarang belum hidup-hidup listriknya. Selain nggak ada listrik, sinyal juga gak ada. Kami jadi susah beraktivitas karena padam listrik ini," katanya saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Minggu (2/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fatimah mengatakan baru kali ini di tempatnya mengalami pemadaman listrik hingga tiga hari berturut-turut. Dia menduga pemadaman listrik ini akibat dari banjir yang melanda Muratara.

"Biasanya kalau padam itu dua hari sekali dan biasanya padamnya itu paling lama 6-8 jam. Belum pernah sampai tiga hari seperti ini. Kemungkinan karena banjir juga ya, karena di Bingin Teluk memang lagi banjir sampai batas lutut airnya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Penjelasan PLN

Menanggapi keresahan warga tersebut, Manajer UP3 PLN Lubuklinggau Julnansyah Nugroho menjelaskan jika pemadaman tersebut memang disengaja karena banjir yang melanda Muratara sejak kamis (27/2) lalu.

"Sebenarnya itu untuk pengaman banjir. Jadi air itu kan masuk ke rumah warga, instalasi tenaga listrik itu memang secara keamanannya itu harus kita pastikan benar-benar kering," ujarnya.

Julnansyah mengatakan bila listrik dihidupkan dalam kondisi rumah warga masih tergenang banjir, maka akan membahayakan penghuni rumah itu sendiri serta dapat merusak alat listrik PLN.

"Karena itu sangat berbahaya, kalau satu saja rumah yang masih terendam air dan kita berikan tegangan, nanti airnya akan mengalirkan listrik ke radius kita, karena air ini kan bersifat konduktor jadi berbahaya kalau terkena air," jelasnya.

"Apalagi rumah-rumah ini kan nggak tahu kita keamanan MCB-nya gimana, alat pengamanannya sudah baik atau tidak. Itu memang sudah prosedur kalau banjir kita padamkan demi keamanan," sambungnya.

Hingga saat ini, Julnansyah mengatakan terdapat dua kecamatan di Muratara yang listriknya masih padam akibat banjir.

"Jadi dua kecamatan ini masih padam karena terdampak banjir yaitu Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Nibung. Di Rawas Ilir ada 12 desa yang mengalami pemadaman listrik dan di Nibung ada 10 desa," jelasnya.

Kata dia, pihak PLN tidak semerta-merta memadamkan listrik di suatu wilayah akibat banjir. Ia mengaku pihak meminta izin terlebih dahulu kepada pemerintah setempat.

"Pengecekan kering atau tidak itu juga disaksikan dan disahkan oleh pemerintah setempat yaitu RT dan RW. Jadi semua menyaksikan dan memastikan semuanya benar-benar kering baru listrik bisa kita hidupkan kembali," ujarnya.

"Nantinya pemerintah setempat akan menandatangani surat kesepakatan bahwa kondisi di wilayah tersebut sudah aman dan baru bisa kita nyalakan kembali listriknya," lanjutnya.




(csb/csb)


Hide Ads