Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru memberi peringatan keras kepada pihak yang tidak sejalan dengannya saat Pilkada Serentak 2024. Bahkan, dia menegaskan jika tidak suka dengannya mempersilahkan pihak itu untuk pergi.
"Yang tidak sefrekuensi jangan diteruskan karena dengan kesadaran Anda sudah memilih. Yang paling tepat adalah PNS, (meskipun) yang tegak lurus ini mengandung konsekuensi," ujarnya, dalam pidato perdana yang disiarkan YouTube Diskominfo Sumsel usai dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Dia menyebut, menjalankan pemerintahan harus seirama. Pegawai yang tidak menyukai pemimpin disebutnya akan membuat hasil dari pekerjaan tidak baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara personal kita harus seirama, sebab kalau kita dipimpin orang yang kita tidak suka pasti hasilnya tidak baik. Kalau Anda tidak suka dengan saya, pergi saja, kenapa menunggu saya," ungkapnya.
"Daripada harus tanda tangan saya yang memberhentikan, fix saya tidak mengubah kata-kata saya. Tapi, secara personal kita tetap baik, pribadi tetap baik. Anda sekalian sudah pernah saya bimbing, sudah merasakan asam manis, enak tidak enak. Ketika sudah menentukan pilihan atau tidak dengan Herman Deru kenapa kembali lagi," sambungnya.
Deru menyebut dirinya menghormati pihak yang tegak lurus dan tak berpihak kepada siapa pun.
"Yang independen tegak lurus saya hormati, makanya ini pelajaran bagi kita semua pegawai BUMD, PNS, jangan coba nyelup-nyelup kaki, beresiko," katanya.
Menurutnya, apa yang disampaikannya sebagai warning. Sebab dia ingin pihak yang dipimpinnya nanti percaya kepada dirinya dan Cik Ujang di kepemimpinan Sumsel.
"Ini warning saja, jangan tidak enak perasaan. Saya ingin memimpin orang yang percaya kepada saya. Jadi kalau saya nyopir mobil, kalian tidak percaya dengan saya jadi saya bakal ngerem terus. Kita ngobrol secara dewasa, tidak (bermaksud) ada yang kena smash. Yang merasa tidak melakukan tidak masalah," kata Deru.
Deru mengungkapkan jika dirinya tak dendam kepada berbagai pihak. Namun, Deru punya catatan pihak-pihak yang memberi dukungan dan tak mendukungnya.
"Saya sudah bilang saya tidak dendam tapi saya punya catatan. Saya sebenarnya ngomong ini karena disuruh Cik Ujang. Tapi, silaturahmi kita jangan putus. Saya akan ubah setelan tidak akan ngamuk-ngamuk lagi. Tidak lagi. Saya akan dengan senyum-senyum saja," canda Deru.
Dia menilai, menjadi gubernur dan wakil gubernur saat pilkada tidak mudah. Dia tak ingin jerih payah dan keringat dinodai pihak oportunis.
"Jadi gubernur, jadi wakil gubernur tidak gampang. Masak kami yang bercucuran keringat harus dinodai oleh orang-orang oportuni (oportunisme)," terangnya.
Menurutnya, kembali terpilih dirinya merupakan kerja keras bersama. Selain itu, apa yang dikerjakan dalam 5 tahun menjabat gubernur disukai masyarakat.
"Dan terbukti. Artinya, polanya sudah ada untuk 5 tahun ke depan. Mungkin hanya iramanya saja nanti (disesuaikan)," katanya lagi.
Deru juga menyebut jika dirinya optimis kembali terpilih karena punya elektoral. Dia juga mengamati jalannya pemerintahan ke masyarakat selama tak menjabat. Termasuk harmonisasi kepala daerah di kabupaten/kota.
"Saya ini pengamat, karena saya merasa sedang berada di-rest area. Saya yakin kembali terpilih, bukannya takabur. Tapi saya yakin punya elektoral. Maka saya amati bagaimana jalannya pemerintahan di masyarakat. Bagaimana masyarakat di kabupaten/kota, harmonisasinya bagaimana," ujarnya.
(csb/csb)