Ketua Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) Sumsel, Yenita meminta pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) di Empat Lawang dievaluasi. Sebanyak 8 siswa SDN 7 Tebingtinggi yang mengeluh sakit usai menyantap MBG diduga terkontaminasi bakteri.
"Iya perlu dilakukan evaluasi. Kualitas bahan makanan yang diolah apakah segar atau sudah rusak. Pada saat pengolahan seharusnya memperhatikan higienisnya, sanitasi tempat, dan peralatan untuk pengolahan sampai pada penyajian agar makanan tidak terkontaminasi," ujar Yenita, Rabu (19/2/2025).
Ahli gizi dari RSUP Mohammad Hoesin ini menyebut, delapan siswa yang mengeluh sakit perut usai menyantap MBG merupakan jumlah yang cukup banyak. Sehingga dia menyebut jika makanan yang disajikan untuk para siswa diduga sudah terkontaminasi bakteri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kasus ini berapa anak yg mengeluh sakit perut? Ini makanan biasanya sudah terkontaminasi bakteri. Yang jadi pertanyaan, apakah delapan siswa itu membawa wadah sendiri? Jika tidak, seharusnya wadah makanan standar yang disiapkan. Namun, sepertinya ini lebih kepada kualitas makanan yang kurang sehat karena pengawasan yang lemah," jelasnya.
Menurut Yenita, perlu pengawasan ketat terhadap pelaksanaan MBG ini. Mulai dari penyedia makanannya, dapur hingga distribusi makanan kepada penerimanya atau para siswa.
"Perlu pengawasan yang ketat terhadap penyedia makanan, mulai dari persiapan bahan makanan, pengolahan makanan, tempat pengolahan, pendistribusian dan semua peralatan yang digunakan standar higienis dan sanitasi," terangnya.
Dia meminta pengecekan sampel makanan untuk siswa ini dilakukan setiap hari, bukan per pekan atau bulanan. Sebab hal ini menyangkut makanan yang diberikan kepada para siswa.
"Untuk pengecekan sampel itu harus setiap hari, kalau ini dilakukan pastinya makanan yang disajikan aman. Tidak menunggu kejadian luar biasa (KLB) dulu. Harusnya jangan sampai KLB, kasihan anak-anak yang menerima MBG jadi sakit," tukasnya.
(dai/dai)