Kronologi Pemilik Tambang Timah Tertimbun Longsor di Bangka Selatan

Bangka Belitung

Kronologi Pemilik Tambang Timah Tertimbun Longsor di Bangka Selatan

Deni - detikSumbagsel
Selasa, 04 Feb 2025 07:28 WIB
Petugas gabungan mencari pemilik tambang yang tertimbun tanah longsor
Petugas gabungan mencari pemilik tambang yang tertimbun longsor di Bangka Selatan. Foto: Dok. Damkar Penanggulangan Bencana Basel
Bangka Selatan -

Tambang pasir timah di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) menelan korban jiwa. Pemiliknya, Syahril (50), hingga saat ini belum ditemukan usia tertimbun tanah longsor bersama 2 ekskavator.

Peristiwa itu terjadi pada Senin (3/2/2025) pukul 11.00 WIB. Lokasi yang diduga di tambang secara ilegal terletak di Desa Kepoh, Kecamatan Toboali, Bangka Selatan. Informasi yang dihimpun, lokasi tersebut masuk wilayah izin usaha pertambangan (IUP), namun tak beroperasi lagi.

Kepala Basarnas Bangka Belitung (Babel) I Made Oka Astawa mengatakan bos timah ini diduga masuk ke dalam air dan tertimbun longsoran pasir. Tim SAR sedang mengurangi tumpukan pasir di area korban tertimbun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih kita upayakan mengurangi timbunan pasir yang longsor menggunakan excavator. Target diperkirakan masuk air dan tertimbun longsoran pasir," kata Oka kepada detikSumbagsel, Senin (3/2/2025) malam.

"Target belum ditemukan, butuh waktu untuk menggali longsoran dalam air dan mengeringkan air di lokasi tambang tersebut," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Oka menjelaskan kronologi kejadian. Bos timah dan pekerjanya beraktivitas di lokasi sejak pukul 09.00 WIB. Korban bersama rekannya saat itu sedang menambang di sekitar dermaga.

"Pada pukul 11.00 WIB seorang saksi melihat tumpukan tanah mulai berjatuhan. Ia kemudian mengajak rekannya menepi ke tempat yang aman," jelasnya.

Namun, ketika temannya berhasil menyelamatkan diri, Syahril tertinggal dan langsung tertimbun tanah longsor bekas galian. Rekan korban yang melihat kejadian itu tak bisa berbuat banyak, karena kejadian begitu cepat.

"Sebelum korban sempat menepi, tanah tersebut terlanjur jatuh dan menimbun korban. Rekannya dan sejumlah penambang sempat melakukan pencarian dengan hasil nihil," sebutnya.

Kejadian itu selanjutnya dilaporkan ke Damkar Penanggulangan Bencana Bangka Selatan. Operasi SAR gabungan kondisi membahayakan manusia dibuka. Tim yang terdiri dari Basarnas, USS Toboali, BPBD Bangka Selatan, TNI/Polri, dan masyarakat masih terus melakukan pencarian korban.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads