Arab Saudi Tak Rayakan Isra Mikraj, Simak 3 Alasannya

Internasional

Arab Saudi Tak Rayakan Isra Mikraj, Simak 3 Alasannya

Anisa Rizki Febriani - detikSumbagsel
Senin, 27 Jan 2025 16:20 WIB
Ilustrasi kerajaan arab saudi
Ilustrasi Arab SaudiFoto: Getty Images/Ayman Zaid
Palembang -

Isra Mikraj adalah peristiwa bersejarah dalam Islam. Namun Arab Saudi tak merayakan Isra Mikraj dan berikut ini alasannya.

Rasulullah SAW menerima perintah salat lima waktu dari Allah SWT saat Isra Mikraj. Dalam KBBI pun, Isra Mikraj disebut sebagai peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa, langsung ke Sidratulmuntaha (di langit ketujuh) pada malam hari yang menghasilkan perintah salat lima waktu.

Dikutip detikHikmah, Isra Mikraj ditetapkan sebagai salah satu hari libur nasional di Indonesia sebagaimana mengacu pada SKB 3 Menteri yang diteken oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Airlangga Hartarto sebagai Plt. Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas pada 14 Oktober 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslim Indonesia juga sering merayakan peringatan Isra Mikraj dengan berbagai kegiatan. Mulai dari acara pengajian, lomba-lomba bertema Isra Mikraj, hingga ibadah-ibadah sunah untuk mengenang peristiwa agung perjalanan suci Rasulullah SAW.

Namun Arab Saudi tak merayakan Isra Mikraj. Dilansir The National News, Saudi bahkan tidak menetapkan Isra Mikraj sebagai hari libur nasional.

ADVERTISEMENT

Mengapa Arab Saudi Tidak Merayakan Isra Mikraj?

Tak ada ibadah khusus yang dilakukan pada momen Isra Mikraj di Arab Saudi. Setidaknya ada beberapa alasan yang membuat Saudi tidak merayakan Isra Mikraj.

1. Pendekatan terhadap tradisi

Pertama, pendekatan terhadap tradisi. Walau dikenal sebagai negara Islam, Arab Saudi cenderung mengikuti ajaran yang lebih konservatif dan tidak mengadopsi perayaan-perayaan yang tidak memiliki dasar kuat dalam dalil Al-Qur'an maupun hadis.

2. Fokus pada ibadah harian

Kedua, masyarakat Saudi lebih fokus pada ibadah harian. Umumnya, mereka memfokuskan diri pada ibadah harian seperti puasa, salat lima waktu dan lain sebagainya. Ini dilakukan tanpa menambahkan perayaan-perayaan yang dinilai tidak wajib.

3. Kepentingan sosial dan budaya Arab Saudi

Ketiga, kepentingan sosial dan budaya Arab Saudi. Dalam konteks ini, Saudi memiliki tradisi yang berbeda dibanding negara-negara lain. Mereka cenderung menjaga kesederhanaan dalam praktik keagamaan.

Sementara sumber lain menyebut hal ini berkaitan dengan Wahhabisme. Menurut Encyclopedia Britannica, gerakan Wahabi dibawa oleh Muhammad ibn 'Abd al-Wahhab pada abad ke-18 yang menganjurkan untuk kembali pada ajaran Islam asli dalam Al-Qur'an dan sunah.

Untuk selengkapnya baca di sini.




(sun/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads