Guru Pondok Pesantren Dhiya-Ul Quran, Muhammad Nasirudin menceritakan detik-detik menemukan Serma Randi anggota TNI Belitung yang terkapar usai tertembak. Berawal dari terdengar suara tembakan di area ponpes.
Diketahui, pelaku penembakan Randi adalah Sertu Hendri, desertir TNI AD yang masuk daftar pencarian orang (DPO). Selain kabur dari satuan, Hendri juga disebut-sebut terlibat aksi kejahatan dari perampokan dan penipuan hingga saat ini masih diburu.
"Awalnya abang saya yang mendengar suara tembakan di area ponpes, Senin (13/1) dini hari. Kemudian, saya disuruh mengecek," kata Nasirudin ditemui di Ponpes Dhiya-Ul Quran Jalan Tembus Desa Buluh Tumbang-Air Seruk, Belitung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya suara tembakan, dia dengan pengurus pondok pesantren lain juga mendengar suara aksi kejar-kejaran. Tapi suara itu terdengar kurang jelas ditimpali ada suara orang berteriak.
"Beliau (Serma Rendi) keluar dari semak-semak, sambil mengatakan bahwa dirinya anggota PM dan terkena tembakan. Beliau sempat menanyakan kami bawa senjata tidak, kami jawab tidak," jelasnya.
"Beliau keluar sambil kesakitan (memegang luka tambak), tangannya sebelah diikat," timpalnya.
Randi lalu meminta tolong diantarkan ke rumah sakit akibat luka tambak. Dia diantar para pengajar serta santri ponpes ke RSUD Marsidi Judono untuk mendapatkan perawatan.
"Kita bawa pakai mobil ke rumah sakit," ungkapnya.
Setelah mendapatkan perawatan saat ini kondisi Serma Randi sudah membaik dan diperbolehkan untuk pulang dan melakukan rawat jalan. Hal itu diutarakan Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama.
"Sudah operasi dan sudah kembali ke rumah, kondisinya sehat," singkatnya kepada detikSumbagsel ketika dimintai keterangan, Sabtu (18/1/2025).
(csb/csb)