Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Saat ini, kematian akibat penyakit TBC meningkat bahkan melebihi kasus kematian akibat Covid-19.
Data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebutkan terdapat 10,8 juta orang yang terjangkit TBC pada 2023. Dari total tersebut, sebanyak 8,2 juta orang baru didiagnosis dan 1,25 juta orang meninggal dunia.
Oleh karena itu, detikers harus mengenali penyebab, gejala, dan cara penularan penyakit TBC agar dapat mewaspadai dan segera mengatasinya. Yuk simak penjelasannya dalam artikel yang telah dirangkum oleh detikSumbagsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Penyakit TBC
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, penyebab utama TBC adalah infeksi dari bakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb). Bakteri tersebut menyebar dari percikan ludah seseorang penderita TBC.
Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit TBC adalah sebagai berikut:
1. Kontak langsung dengan penderita TBC, contohnya adalah saat salah satu anggota terkena TBC, maka hal tersebut dapat memungkinkan beberapa orang turut tertular penyakit TBC.
2. Faktor usia, biasanya penyakit TBC menyerang anak-anak dan lanjut usia yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang kuat.
3. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat dengan mudah terkena penyakit TBC. Contohnya adalah orang yang kekurangan gizi, penderita HIV/AIDS, diabetes, dan kanker.
4. Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
5. Perokok dan pengguna NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif)
6. Melakukan perjalanan ke daerah mayoritas terinfeksi penyakit TBC juga berisisko TBC akan tertular.
7. Penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan.
Gejala Penyakit TBC
TBC dibagi menjadi dua, yaitu TBC laten atau tidak aktif dan TBC aktif. Pada penderita TBC laten umumnya tidak mengalami gejala dan hanya diketahui setelah pemeriksaan.
Sedangkan penderita TBC aktif dapat memperhatikan gejala yang harus diwaspadai, beberapa gejala penyakit TBC bagi penderita aktif yaitu:
1. Batuk terus menerus dalam jangka waktu 3 minggu atau lebih. Biasanya berupa batuk berdahak atau batuk berdarah.
2. Sesak nafas dan nyeri dada saat batuk.
3. Berat badan turun mengalami penurunan.
4. Berkeringat malam tanpa berkegiatan fisik.
5. Demam dan meriang.
6. Nafsu makan menurun.
7. Kelelahan.
Selain menyerang paru, penyakit TBC juga dapat menyerang organ lain, seperti:
1. Kencing berdarah pada TBC ginjal.
2. Nyeri punggung pada TBC tulang belakang.
3. Sakit kepala dan kejang pada TBC di otak.
4. Sakit perut jika TBC usus.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening pada TBC kelenjar.
Selain itu TBC juga menyerang anak-anak, biasanya gejala yang ditemukan lebih sulit untuk dikenali. Beberapa gejalanya adalah sebagai berikut:
1. Batuk lebih dari 2 minggu.
2. Berat badan menurun atau gagal tumbuh.
3. Demam selama lebih dari 2 minggu.
4. Anak terlihat lemas dan kurang aktif.
5. Gejala tersebut terus berlanjut padahal telah memberikan antibiotik dan nutrisi pada anak.
Penularan Penyakit TBC
Dikutip dari TB Indonesia, penularan TBC berawal dari bakteri TBC yang tersebar di udara. Penyebaran bakteri tersebut dapat terjadi saat penderita TBC batuk, bersin, tertawa, atau sekedar berbicara.
Bakteri tersebut akan masuk ke paru-paru dan menyebar apabila terhirup oleh orang lain. Nantinya bakteri tersebut akan dilawan oleh daya tahan tubuh.
Terinfeksi atau tidaknya seseorang tergantung pada daya tahan tubuh. Apabila daya tahan tubuh lemah maka seseorang akan terinfeksi dan terkena penyakit TBC. Oleh karena itu, orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih berisiko terkena penyakit TBC.
Apakah Penyakit TBC Bisa Sembuh?
Penyakit TBC dapat disembuhkan apabila ditangani dengan cara yang tepat. Biasanya penderita TBC dianjurkan mengonsumsi obat selama 6-12 bulan.
Lama proses penyembuhan penyakit TBC berbeda-beda. Tergantung pada gejala dan usia dari penderita penyakit tersebut.
Penderita penyakit TBC dikatakan sembuh apabila pemeriksaan tes dahak (BTA) menunjukkan hasil negatif. Namun, hasil tersebut juga dapat berarti penyakit belum disembuhkan, tetapi memiliki risiko penularan yang rendah.
Penyakit TBC bisa kambuh kembali apabila kondisi setelah penyembuhan pertama ternyata hanya dormansi atau bakteri tertidur dan tidak aktif. Jadi, saat kondisi imun sedang lemah, bakteri tersebut kembali aktif dan menyebabkan TBC kambuh.
Nah itulah penjelasan mengenai penyebab, gejala, dan penularan penyakit TBC. Pastikan detikers untuk selalu berhati-hati ya.
Artikel ini ditulis oleh Putri Fadyla, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(des/des)