Kisah anak dan ibu kos di China ini mengingatkan pada romansa Bung Karno-Inggit. Sebab, anak dan ibu kos itu mengaku menikah atas nama cinta.
Dikutip Wolipop dari 8days, pernikahan pria berusia 20 tahunan dengan ibu kosnya itu sedang viral. Awalnya, pria itu pindah dari kampung halamannya ke Shenzhen dengan harapan bisa memulai bisnis.
Pria itu kemudian nge-kos di rumah seorang wanita yang berusia 20 tahun lebih tua darinya. Wanita tersebut diketahui berstatus janda atau tidak memiliki suami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ternyata membangun bisnis tidak seindah yang ia bayangkan. Setelah beberapa tahun tinggal di Shenzhen, ia mencapai titik di mana kesulitan membayar sewa kos.
Untungnya, ia memiliki ibu kos yang pengertian, yang setuju untuk memperpanjang tenggat waktu pembayaran kos. Dalam kesehariannya, ibu kos sering meminta bantuan pria itu untuk beberapa pekerjaan rumah. Dengan interaksi yang intens, pria itu merasakan kehangatan di kota yang asing baginya.
Hari demi hari berlalu, cinta tumbuh di hati pria itu. Namun sang ibu kos ragu, terlebih pria itu hampir seumuran dengan putranya. Ibu kos juga khawatir orang lain akan membicarakan mereka. Sehingga ibu kos sempat menolak cinta pria tersebut.
Namun pria itu terus berusaha mendekati sang ibu kos. Akhirnya, ibu kos pun jatuh cinta padanya. Mereka lalu berkencan dan menikah.
Saat diwawancara media lokal, pria tersebut menekankan bahwa dirinya dan ibu kos benar-benar saling mencintai. Bukan menikah karena uang.
"Hubungan kami tidak ada hubungannya dengan uang," terangnya.
Kisah Bung Karno-Inggit
![]() |
Presiden RI pertama, kepincut paras Inggit Garnasih kala mengikuti kegiatan Partai Syarikat Islam yang digelar di Surabaya pada kala itu. Itu terjadi sebelum Bung Karno numpang di rumah Inggit dan Sanoesi, yang merupakan pasangan suami istri di Bandung.
"Sebetulnya Bung Karno sudah naksir sewaktu di Surabaya, ada kegiatan Partai Syarikat islam, di sana bertemunya, lihat Inggit sudah tertarik," kata Tito Asmarahadi yang merupakan cucu dari Inggit, saat dijumpai detikJabar di kediamannya di Cibolerang, Kota Bandung pada Februari 2023.
Pandangan dan perasaan Bung Karno terhadap Inggit semakin berbeda kala tinggal bersama dalam rumah itu. "Kebetulan momen tinggal bareng Bu Inggit, hubungan jadi lebih dekat lagi," imbuhnya.
Apalagi Sanoesi yang merupakan suami Inggit memiliki banyak kesibukan. Sehingga Inggit merasa sendirian. "Perhatian ya perhatian, tapi dalam cerita tuh Sanoesi sering main keluar, hobinya main biliar, lebih banyak berkumpul dengan kawan-kawannya, dan sering Bu Inggit ditinggal," tutur Tito.
"(Di rumah, Inggit) sering bertemu dengan Sukarno dan terjadilah saling naksir," sambungnya.
Tito menyebut Bung Karno meminta Inggit secara langsung kepada Sanoesi pada tahun 1923, lalu Sanoesi pun menyetujuinya. "Awalnya sudah ada persetujuan dari Sanoesi, (karena) diketahui oleh Sanoesi mereka (Bung Karno dan Inggit) saling suka. Dengan gentle Bung Karno minta kepada Sanoesi untuk menikahi Bu Inggit, zaman sekarang nggak mungkin itu terjadi, tapi itu kebesaran jiwa Sanoesi," tuturnya.
"Sanoesi sadar dan tahu, nggak tahu bisa nerawang atau gimana, bahwa Sukarno akan jadi seorang pemimpin, nalurinya begitu. Bung Karno harus didampingi oleh seorang istri, dalam hal ini (Inggit) terpilih, dan itu terjadi perjanjian Bung Karno dengan Sanoesi, di mana keduanya setuju. Sanoesi pun meridakan untuk menceraikan Bu Inggit dan (Inggit) dinikahi Sukarno," ujar Tito.
Soekarno dan Inggit menikah pada 24 Maret 1923. Waktu itu Bung Karno berusia 22 tahun dan Inggit sudah 35 tahun.
(sun/mud)