Cara Vio Bertahan Hidup Saat 3 Hari Hilang di Gunung Slamet

Regional

Cara Vio Bertahan Hidup Saat 3 Hari Hilang di Gunung Slamet

Anang Firmansyah - detikSumbagsel
Rabu, 09 Okt 2024 19:40 WIB
Pendaki asal Kota Semarang, Naomi Daviola (17) dan ibunya saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Karangroto, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Rabu (9/10/2024).
Penampakan Vio yang sudah kembali ke pelukan keluarga (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Palembang -

Siswi SMK bernama Naomi Daviola Setyanie (17) selamat usai tiga hari tersesat di Gunung Slamet. Vio sapaannya menceritakan cara bertahan hidup selama tersesat.

Tim SAR Bambangan, Sumarudin, yang menjumpai korban pertama kali mengatakan saat ditemukan Vio dalam kondisi lemas. Meski begitu, korban berhasil hidup dengan mengonsumsi bekal roti yang dibawa.

"Dia bilangnya masih ada roti tiga jadi diawet-awet. Dengan bekal roti itu. Karena dia bawa roti satu bungkus, untuk hari pertama dimakan setengah bungkus dan sampai hari terakhir menghabiskan yang setengah bungkus," kata Sumarudin saat dihubungi detikJateng, Selasa (8/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan untuk minum, menurut dia, Vio mengambil air dari sungai mengalir di jalur yang ia lewati."Kalau minumnya dia menemukan air di sungai. Alhamdulillah kalau air di Gunung Slamet insyaallah aman," terangnya.

Vio bersama 40 rombongan lainnya memang mengikuti kegiatan pendakian open trip. Pendakian ini tergolong cukup ekstrem, karena dilakukan dengan tek-tok yang dimulai pada Sabtu (5/10) malam pukul 23.00 WIB.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu perbekalan yang dibawa tidak banyak. Termasuk tenda yang biasanya digunakan untuk bermalam saat pendakian juga tidak membawa.

Selama tiga hari hilang, pada malam harinya selalu menghadapi cuaca hujan. Pada saat itu, ia hanya bisa berteduh di bawah rimbunnya pepohonan mengenakan jas hujan dalam kondisi gelap gulita.

Sumarudin cukup terkejut dengan jalur yang dipilih oleh Vio. Sebab, melenceng sangat jauh dari jalur yang digunakan saat mendaki via Bambangan.

"Dia memang seorang diri, memang itu bukan jalurnya. Saya juga agak bingung kenapa dia sampai di situ. Luar biasa jauhnya. Kalau dari Pos 7 via Bambangan sekitar 3 km sampai ke TKP. Kalau dia jalan lurus tembusnya di Baturraden," jelasnya.

Sumarudin menjelaskan Vio tersesat sejak pertama turun dari puncak. Ia memang posisinya di depan rombongan. Namun tak disangka kabut tipis membuat Vio memilih salah jalur turun.

"Katanya dari atas dia masih bareng. Survivor di depan. Pas nengok ke belakang itu masih ada temannya dua (orang). Tapi setelah itu ada kabut agak tipis-tipis dia akhirnya lanjut ke arah kanan," ujarnya.

"Ditengok lagi temannya sudah tidak ada. Salah jalur dari mulai Pos 9. Dia itu salah jalurnya di atas (batas) vegetasi ambil jalur kanan. Sama sekali tidak ada pendaki dan memang dia sendirian," pungkasnya.




(mud/mud)


Hide Ads