Tercatat sebanyak 45 anak di Lampung Barat putus sekolah. Rata-rata faktor ekonomi menjadi kendala untuk bisa melanjutkan jenjang pendidikan.
Data ini ditemukan oleh Kodim 0422 Lampung Barat. Kepada detikSumbagsel, Dandim 0422 Letkol Inf Rinto Wijaya mengatakan data tersebut didapatkan setelah pihaknya melakukan pendataan terhadap warga miskin.
"Ini kami temukan tentang banyaknya anak-anak yang putus sekolah, ini data di tahun ini saja. Data ini kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua kami melakukan pendataan," katanya, Selasa (8/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini kami mendata ada sebanyak 45 anak dengan rata-rata usai 11 hingga 18 tahun. Dari beberapa keterangan orang tua anak-anak memang rata-rata terkendala ekonomi, kemudian juga ada yang memang ter-mindset untuk menjadi petani saja," lanjutnya.
Rinto berharap pendidikan untuk anak Indonesia khususnya di Lampung Barat ini bisa dirasakan hingga ke pelosok wilayah. Menurutnya, pendidikan bisa menjadi faktor utama untuk mengatasi kesenjangan sosial.
"Program pemerintah pusat sudah jelas pendidikan wajib belajar untuk anak-anak hingga 12 tahun. Pendidikan ini penting di tengah terus meningkat angka stunting, pendidikan ini salah satu faktor yang bisa menekan angka stunting, ini juga bisa memangkas kesenjangan sosial di masyarakat," terangnya.
Data-data ini kemudian diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Rinto menegaskan pihaknya membutuhkan koordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya agar permasalahan anak putus sekolah ini dapat segera mendapat solusi.
"Kami sudah melakukan pendataan ini, saya mencanangkan program wajib belajar 12 tahun di Lampung Barat dengan nama tema mencerdaskan anak bangsa di Lampung Barat. Namun memang kami butuh keterlibatan banyak pihak terutama pemerintah daerah, maka data itu kami serahkan, semoga saja pemda ini ada solusinya untuk anak-anak ini," ungkapnya.
"Saya berharap anak-anak ini minimal bisa memiliki pendidikan sampai jenjang SMA atau SMK untuk meningkatkan kehidupan yang lebih sejahtera," tandas Rinto.
(des/des)